yusriahismail.com

Tahapan Menulis Anak Usia Dini Sesuai Fitrah

Posting Komentar
langkah awal menulis anak usia dini
Sebelum mengenali tahapan menulis anak usia dini, saya ingat sekali dulu ketika kecil disuruh duduk menulis kata per kata hingga kalimat di satu buku tertentu. Bahkan dulu ada pelajaran tersendiri untuk menulis bersambung atau menulis indah. Bukunya khusus dan setiap anak wajib punya. Hehehe, siapa yang related?

Sekarang saya kurang tahu apakah pelajaran menulis bersambung ini masih ada atau tidak. Tapi kalau melihat ponakan saya yang sudah sekolah dasar sepertinya memang sudah dihilangkan. Senang tapi sedih.

Apalagi melihat tulisan anak jaman now yang acak adut. Ada yang berdalih, toh kan sekarang sudah sistem digital. Tak pelu lagi capek menulis. Sudah ada komputer atau laptop yang menggantikan peran itu. Juga dengan kecanggihan artificial intelligent yang mampu mendeskripsikan omongan menjadi tulisan.

Mengapa Menulis Penting Bagi Anak Usia Dini?


Padahal menulis bukan hanya tentang menyalin tapi juga melatih kekuatan otot tangan. Disana juga ada koordinasi tangan dan mata juga otak (ingatan) yang menjadi bagian terpenting.

Makanya tak heran jika Ali bin Abi Thalib mengatakan : ikatlah ilmu dengan menulis. Kekuatan menulis dengan tangan memang luar biasa bahkan sampai ada terapi kesehatan mental dengan itu.

Menurut Maria Montessori, lebih baik mengajarkan anak menulis terlebih dahulu sebelum membaca. Kenapa? Karena menulis tidak lebih rumit dibanding membaca. Jadi, menulis itu anak hanya menguasai bagian mengingati huruf lalu mengkoordinasikan tangan sedangkan membaca jauh lebih kompleks karena ada kekuatan berpikir disitu.

Namun, bagaimana agar menulis tidak jadi momok bagi anak? Kadang ada anak yang cepat mengeluh capek, bosan dan lain sebagainya ketika menulis. Juga ada yang keenakan mengetik lewat keyboard saja dibanding menulis tangan. 

Nah, sobat yusri saya mau berbagi cerita tentang bagaimana caranya agar menulis itu menyenangkan dan menyesuaikan perkembangan anak.

PreWriting Skill, Stimulasi Langkah Awal Mengajari Anak Menulis

tahapan menulis anak usia dini
Sobat yusri, sebelum masuk ke langkah awal mengajari anak menulis maka baiknya kita memperhatikan tumbuh kembangnya. Hal ini penting karena tiap usia memiliki tahapan yang berbeda. Misalnya, anak usia 2 tahun tentu tak sama kemampuannya dengan usia 3 tahun. Bahkan anak di usia yang sama pun seringkali memiliki kemampuan berbeda.

Makanya ketika mengenal metode montessori pertama kali saya langsung tahu kalau ini yang dibutuhkan. Montessori adalah kurikulum pendidikan yang dikembangkan oleh Maria Montessori yang berkebangsaan Italia. Kurikulumnya ini mengacu pada pengembangan yang memperhatikan fitrah perkembangan anak.

Seperti dalam langkah awal mengajari anak menulis, maka butuh skrining perkembangan anak terlebih dahulu. Jika usia anak masih 2 tahun maka banyak-banyak lakukan kegiatan pre-writing yang sebagian besar mengasah sensori dan practical life-nya. Jadi, bukan ujuk-ujuk pegang pensil sama kertas ya sobat yusri. Hehe.
empat tahap menulis anak usia dini
Prewriting skill ini tujuannya untuk merangsang motorik anak agar jari-jarinya semakin kuat. Hal ini akan berpengaruh pada kesiapan anak menuju masa-masa menulis.

Salah satu aktivitas prewriting yang bisa dilakukan secara sederhana dan murah meriah adalah merobek dan meremas kertas. Anak pertama kami sangat senang kalau diminta melakukan ini karena ini bagian favoritnya. Hehe. Aktivitas lainnya adalah bermain semrot air, memindahkan barang dari satu ke wadah yang lain, menempel, menjumput benda-benda kecil dan lainnya.

Stimulasi yang mudah dan menyenangkan bukan?

Tahapan Menulis Anak Usia Dini Sesuai Fitrahnya


Di montessori, menulis adalah kemampuan anak yang harus dikembangkan secara perlahan dan sesuai fitrahnya karena tahapan setiap usia itu berbeda. Jadi, jangan kaget ya sobat yusri jika dalam rentang usia tertentu anak belum kelihatan lagi nulis apa. 

Seperti tahapan bermain balok, menulis juga memiliki tahapnya sendiri. Nah, biar tidak bingung, yuk kita kenali 4 tahapan menulis anak usia dini. Apa saja empat tahap menulis itu?

1. Tahapan Mencoret Atau Membuat Goresan

Saya bisa mengatakan bahwa tahapan mencoret adalah tahapan penuh perjuangan kesabaran orangtua. Pada tahap ini, anak senang menulis dimana saja.

Dinding, lantai, meja, lemari bahkan seprai penuh dengan karya si kecil. Tahap ini anak memasuki usia 1-2 tahun sehingga senang mengeksplor apa saja. Dan semakin dilarang akan semakin menjadi. Jadi lebih baik diarahkan langsung.

2. Tahap Pengulangan Secara Linier

Pada tahap ini anak senang menulis sesuatu secara berulang. Kadang orangtuanya bosan ya, kok itu nulis itu lagi? Tapi yakinlah bahwa anak sedang dalam perkemangan kemampuannya.

Biasanya anak akan menulis garis panjang horisontal seperti rumput. Kalau dilihat-lihat mirip padang rumput. Sembari berdoa suatu saat anak bisa jadi peternak yang ulung. Aamiin.

3. Tahap Menulis Secara Random

Anak-anak itu mampu meniru. Betul? Makanya saya agak kaget ketika anak pertama kami tiba-tiba bisa menuliskan sebuah huruf. Padahal sebelumnya tidak kami ajarkan tulisan apapun. Ternyata dia meniru saudara sepupunya yang memang lagi getol-getolnya senang menulis. Usianya diatas 1 tahun diatas usia anak kami.

Seperti sepupunya, saat ini anak kami berada dalam tahapan menulis secara random. Kadang menulis huruf A atau H. Suka juga menulis huruf T atau huruf hijaiyah yang dia bisa.

4. Tahap Menulis Tulisan Nama

Pada tahap ini, anak sudah mulai menulis sebuah nama. Anak sedang suka menghubungkan antara bunyi dan tulisan. Dan anak kelihatan bangga, jika sudah bisa menuliskannya.

Menurut Montessori, saat ini paling baik adalah mengenalkan nama-nama yang ada disekitarnya. Seperti namanya sendiri, nama saudara, nama orangtua dan keluarga yang lain.

Penutup


Pentingnya mengenali tahapan menulis anak usia dini insyaAllah membuat orangtua jauh lebih sabar. Jadi, sobat yusri tak perlu mengomeli anak ketika anak belum sesuai ekspektasi. Satu hal yang penting adalah bagaimana tahapan menulis anak usia dini dilalui secara menyenangkan. Hal-hal yang membahagiakan hati jauh lebih melekat bukan?
Yusriah Ismail
A Lifestyle Blogger, Read Aloud Certified and Parenthing Enthusiast

Related Posts

Posting Komentar