yusriahismail.com

Kenali Kecerdasan Anak Dengan Memahami Tahapan Bermain Balok

pentingnya bermain balok
Jujur saja saya baru tahu bahwa anak punya tahapan bermain balok yang mengikuti pertambahan usianya. Tahapan ini begitu penting diketahui orangtua agar bisa menekan ekspektasi saat anak terlihat belum mampu bermain dengan baik.

Yah, kadang kan orangtua melirik perkembangan anak orang lain lalu membandingkan dengan anaknya sendiri dan bertanya-tanya, kok anakku masih begitu-gitu aja? Hehe, betul tidak?

Pentingnya Bermain Balok


Saya sendiri membelikan anak pertama mainan balok saat usianya menjelang 2 tahun. Saat itu, fase oralnya sudah hampir selesai. Rasa ingin tahunya untuk menjilat, menelan dan memakan apapun akan segera berakhir.

Makanya, saya jadi berani membelikan balok dengan ukuran agak kecil dan sesuai budget. Tapi, kalau sobat yusri ingin membelikan balok dengan ukuran yang lebih besar di usia 1 tahun boleh-boleh saja. Sekarang sudah banyak balok besar yang ringan atau lembut dijual di marketplace.

Bermain balok sendiri adalah jenis open ended play atau permainan yang memberikan ruang kreasi bagi anak secara bebas sesuai imajinasinya. Tidak aturan baku dan kaku dalam menyusun balok tersebut.

Ada beberapa manfaat dalam bermain balok yaitu

1. Memberikan kesempatan pada anak dalam mengendalikan permainan

2. Mengembangkan kepercayaan diri

3. Melatih konsentrasi

4. Mengasah kecerdasan

5. Meningkatkan keterampilan

6. Mengasah daya kritis anak

7. Anak dapat belajar berkomunikasi

Tahapan Bermain Balok


Dulu, ekspektasi saya saat anak melihat balok adalah ia langsung bisa membangun sebuah bentuk, misalnya bangunan, mobil atau pesawat atau apalah yang sesuai dengan imajinasi saya. Ternyata, ekspektasi itu ketinggian karena ketika bertemu dengan permainan yang baru maka anak akan mengobservasi terlebih dahulu.

Disinilah pentingnya orangtua mengetahui tahapan bermain balok agar lebih calm down saat mendampingi anak. Oya, menurut kementerian riset, teknologi dan budaya, tahapan ini bisa diukur sejak anak berusia 2 tahun.

Ada beberapa tahapan bermain balok sebagai fase yang akan dilalui anak, yaitu

1. Tahapan Membawa


Pada tahap ini, anak-anak akan meneliti, memindahkan, membuat suara, menggerakkan, melakukan percobaan, melakukan manipulasi dan lain sebagainya. Disini anak belum membuat suatu bentuk. Hanya menggunakan balok tanpa bangunan.

2. Tahap Menumpuk


Menyusun balok lurus keatas
Pada tahap ini anak akan membuat bangunan garis lurus keatas dengan cara ditumpuk.

Menyusun balok 2 dimensi lurus keatas
Pada tahap ini, anak menempatkan balok-balok bersisian atau dari ujung ke ujung dalam satu garis ke samping.

Menyusun balok di bidang datar
Pada tahap ini, anak membangun dengan cara menggabungkan tumpukan-tumpukan balok dan/atau menumpuk garis demi garis (sisi demi sisi menumpuk).

Menyusun Balok di Bidang Datar
Pada tahap ini, anak menyusun balok dengan cara mengkombinasikan barisan-barisan balok di bidang datar.

3. Membangun Jembatan

Membuat Ruang Tertutup Bagian Atas
Pada tahap ini, anak menempatkan dua balok sejajar dan berjarak satu sama lain. kemudian, anak menghubungkan kedua balok tersebut dengan satu balok lain di atasnya, sehingga membentuk lengkungan atau jembatan.

4. Membuat Ruang Tertutup 3 Dimesi

Membuat Ruang Tertutup Mendatar
Pada tahap ini, anak membuat bentuk seperti kotak terbuka dari empat atau lebih balok-balok.

Membuat Bangunan Tiga Dimensi yang Padat

Pada tahap ini, anak membuat daerah mendatar dari balok dan menumpuk satu atau lebih lapisan dari balok. Kemudian, anak menyusun bangunan tiga dimensi yang penuh tidak berongga.

Membangun Ruang Tertutup Tiga Dimensi
Pada tahap ini, anak membuat atap pada bangunan seperti kotak yang terbuka. Dengan begitu, balok-balok membentuk ruangan tertutup tiga dimensi.

5. Membangun Pola dan Simetri

Menggabungkan Beberapa Bangunan
Pada tahap ini, anak membuat berbagai macam bangunan. Bangunan tersebut bisa berupa bangunan garis lurus, bangunan dua dimensi (daerah), dan bangunan tiga dimensi (ruang). Anak belum memberi nama pada bangunannya.

6. Representasi Awal

Memberi Nama Bangunan
Pada tahap ini, anak membangun satu bangunan dan memberi nama bangunan tersebut. Walaupun bangunan atau bentuk balok itu tidak seperti benda dalam kenyataan, penamaan itu tetap mewakili pikiran anak.

7. Representasi Lanjutan

Menamani Satu Bangunan dengan Satu Nama
Pada tahap ini, anak memberi nama pada seluruh bangunan balok sebagai satu “benda”. Satu bangunan merepresentasikan satu benda. Beberapa tahapan sebelumnya harus ada, jangan disilaukan oleh nama atau cerita.

Menamai “Bentuk-bentuk” Balok
Pada tahap ini, anak memberi nama “bentuk-bentuk” balok dalam satu bangunan mewakili “benda-benda”. Lebih dari satu balok digunakan untuk membentuk obyek (contoh: kursi).

Menamai Obyek-obyek yang Terpisah
Pada tahap ini, anak membangun bangunan termasuk obyekobyek yang terpisah. Kemudian, anak memberi nama pada masing-masing obyek tersebut.

Merepresentasikan Ruang Dalam
Pada tahap ini, anak membangun bangunan tertutup yang merepresentasikan ruang dalam. Akan tetapi, ruangan dalam belum sempurna.

Obyek-obyek Dalam Ditempatkan di Luar
Pada tahap ini, anak membangun bangunan tertutup yang merepresentasikan ruang dalam dan ruang luar. Pada tahap ini pula, obyek dalam ditempatkan di luar.

Merepresentasikan Ruang Dalam dan Luar Secara Tepat
Pada tahap ini, anak membangun bangunan tertutup yang merepresentasikan ruang dalam dan ruang luar. Obyek-obyek di dalam dan di luar dipisahkan secara tepat.

Membuat Bangunan Sesuai Skala
Pada tahap ini, anak membangun bangunan dengan “bentukbentuk” balok terpisah. Anak, pada tahap ini sudah mulai menggunakan konsep skala.

Membuat Bangunan Banyak Bagian
Pada tahap ini, anak membangun secara rumit. Bangunanbangunan ini disertai dengan ruang dalam, petunjuk, jalan, dan penggunaan skala.

Setiap anak memiliki kecepatan yang berbeda ketika menuju dan berada pada setiap tahapan bermain balok tertentu. Menurut Jhonson, semua anak akan melewati semua tahapan (kecuali tahap 1). Tapi, tahapan bermain balok sendiri menggambarkan perkembangan pemahaman anak mengenai tempat/ruang, konsep matematika dasar, simbol-simbol juga geometri.

Bismillah ya mak-emak, tidak pernah lelah menjadi edukator terbaik untuk anak, termasuk dalam memahami tahapan bermain balok ini. Jadi gak perlu nge-gas lagi kan kalau anak 'hanya' membuat jejeran balok aja? Hehe.
Yusriah Ismail
A Lifestyle Blogger, Read Aloud Certified and Parenthing Enthusiast

Related Posts

Posting Komentar