yusriahismail.com

Mengenal Kurikulum Montessori, Alternatif Pembelajaran Homeschooling

Sobat yusri, beberapa tahun kebelakang, kurikulum montessori lagi hype ya. Terutama di kalangan anak usia dini. Banyak taman kanak-kanak hingga sekolah dasar yang menggunakan metodenya lalu menyematkan "montessori" di belakang nama sekolahnya.

Sebab itu, banyak orangtua-orangtua yang tertarik dan memasukkan anaknya ke sekolah-sekolah montessori. Tapi, apa montessori memang seunik itu? Lalu, bagaimana kurikulum montessori sendiri sehingga membuat banyak kalangan jatuh cinta?

Yuk, baca lebih lanjut.
kurikulum montessori

Sekilas Sejarah Kurikulum Atau Metode Montessori


Keunikan kurikulumnya memang tidak terlepas dari pendirinya, Maria Montessori, yang mendapatkan pengalaman luar biasa selepas mengajar anak-anak dengan keterbelakangan mental.

Wanita berkebangsaan Italia ini adalah perempuan pertama yang diterima di sekolah kedokteran di Universitas Roma. Sifatnya memang pantang menyerah dan selalu ingin mencoba sesuatu yang baru.

Pada tahun 1899, Maria Montessori bekerja di sekolah Orthophrenik di Roma dimana beliau melatih guru-guru dengan metode khusus observasi dan keterbelakangan mental.

Disanalah beliau mengamati, meramu, mengembangkan dan mengujicobakan pada anak-anak. Lalu Montessori melanjutkan eksperimennya dengan bekerja di Casa Dei Bambini atau rumah penampungan bagi anak-anak kumuh dan keterbelakangan mental di Roma.

Casa Dei Bambini sendiri berisikan anak-anak usia dini berumur 2-5 tahun yang ditinggal orangtuanya bekerja di pabrik. Mereka masih terlalu kecil untuk sekolah namun tidak mungkin juga dibawa bekerja.

Ya, mereka kaum-kaum miskin yang menghadapi kerasnya kehidupan. Akibatnya anak-anak itu sulit diatur dan menjadi liar.

Namun, disanalah Montessori melihat hal-hal yang selama ini terabaikan oleh orang dewasa lainnya. Hingga akhirnya anak-anak itu mengalami perkembangan yang pesat dalam 1 tahun.

IQ mereka meningkat drastis dan kemampuan mereka melampaui umurnya.

Kurikulum atau Metode Montessori Itu Apa


Sobat yusri, ada yang penasaran dengan apa yang ditemukan oleh dr. Maria Montessori di Casa Dei Bambini?

Tapi sebelumnya, yuk kita membayangkan kehidupan pendidikan di Italia jaman dulu. Anak-anak usia sekolah biasanya akan duduk di sebuah meja dan kursi yang besar dan berat.

Lalu mereka harus duduk diam mendengarkan guru dalam waktu yang cukup lama.

Anak mana yang tahan ya? Duduk 10 menit saja kayaknya anak-anak sudah gak betah.

Untungnya Casa Dei Bambini tidak dimaksudkan untuk sekolah. Ya karena memang awalnya hanya sebuah rumah penampungan untuk anak-anak.

Jadi, Montessori menggalang dana pada kalangan bangsawan wanita lalu membelikan meja dan kursi yang sesuai ukuran anak-anak. Juga menyiapkan alat-alat practical life serta aparatus.

Ternyata anak-anak antusias dan perkembangan mereka melebihi ekspektasi sang dokter.

Ada beberapa hal yang tercatat melalui fenomena Casa Dei Bambini, yaitu

1. Anak-anak menyukai hal yang berulang-ulang. Ketika mereka menemukan keasikan dalam aktivitas yang dipilih, maka anak-anak akan berkonsentrasi penuh serta menghasilkan kepuasan batin dan ketenngan jiwa.

2. Anak-anak menyukai kegiatan yang bermakna. Terbukti dari hal-hal yang dipilihnya adalah aparatus dan mainan yang bersifat practical life.

3. Anak-anak menyukai keteraturan. Tanpa disuruh, anak-anak mengembalikan sendiri aparatus dan practical life yang sudah digunakannya.

4. Anak-anak mampu mengikuti aturan. Asalkan aturan tersebut sudah disampaikan ketika di awal kelas dan pembimbing konsisten menerapkannya.

5. Anak-anak mampu bersikap hening atau diam. Ketika diajarkan silence lesson, ternyata anak mampu mengikutinya.

Whuaa..kayaknya kalau melirik anak saya, seperti mustahil ya. Mereka yang aktif dan mengoceh 24 jam kecuali tidur. Tapi, bisa dicoba juga nih. Terutama bagian memberikan permainan yang bermakna.

Jadi, metode montessori itu sendiri adalah pendidikan yang memberikan bantuan kepada setiap individu agar mampu menjalani hidup dengan baik.

Metode montessori berusaha untuk membantu anak dalam mengenali keunikan dan potensinya masing-masing. Lalu membantu untuk mengembangan potensi yang sudah ada.

Lalu, bagaimana orangtua atau pembimbing bisa membantu anak mengenali potensinya? Nah, bisa dimulai nih dari mengenali tahap perkembangan anak yang akan berhubungan dengan tahapan pembelajaran montessori.

Tahapan Pembelajaran montessori

kurikulum montessori pdf
Montessori mengelompokkan tahapan perkembangan anak menjadi 4 bagian. Setiap tahapnya memiliki tujuan spesifik dan periode sensitifnya.

Oya, sang dokter percaya bahwa perkembangan anak bukan suatu garis linier yang akan bergerak lurus begitu saja. Namun, setiap tahapannya memiliki fase naik dan turun.

Ada 4 tahapan perkembangan anak yang akan selaras dengan tahapan pembelajaran montessori yaitu,

1. Tahapan menyerap


Dalam tahapan ini, anak-anak akan mudah menyerap apa saja dengan menggunakan indera mereka. Maka di tahap ini mereka lebih banyak mengeksplorasi fisik dan kemandirian dirinya.

Ada 2 tahapan yang terjadi ketika di fase ini yaitu tahapan menyerap tidak sadar yang terjadi di usia 0-3 tahun. Maksudnya, anak-anak menyerap hal-hal yang terjadi di lingkungannya tanpa mereka sadari. Menurut Montessori, pada fase ini anak-anak disediakan lingkungan yang kaya akan sentuhan sensorik dan motorik untuk mereka bermain, mengeksplor, mengamati dan memanipulasi objek-objek di sekitar mereka.

Fase kedua yaitu ketika usia 3-6 tahun yaitu tahapan menyerap secara sadar. Dimana anak mulai berinteraksi dengan lingkungan dan menngembangkan keterampilan sosialnya. Mereka secara sadar mulai paham bahwa bagian dari sekelompok orang.

Pada fase kedua, anak-anak mulai dikenalkan dengan pengalaman langsung seperti menghitung dengan benda nyata.

2. Concious Imagination


Tahapan ini terjadi ketika anak berusia 6-12 tahun dimana anak mulai mengembangkan keinginan akan kemandirian mental dan intelektual.

Pemahaman anak akan kemampuan berpikir abstrak dan logis semakin berkembang.

Dan, di tahap ini anak-anak sudah mulai menunjukkan minat terhadap suatu bidang yang disukainya.

3. New Identity


Tahapan ini juga disebut sebagai tahapan remaja dimana anak sudah menunjukkan kemandirian sosial dan ekonomi serta mengambil alih jalan hidup mereka.

4. Maturity


Fase ini ditandai dengan kematangan di berbagai hal seperti spiritual, emosional dan moral. Tahapan ini anak sudah menjadi bagian dari masyarakat serta ikut berkontribusi dalam memajukan kesejahteraan masyarakat.

Lima Area Montessori

kurikulum montessori anak 3 tahun
Selain tahap perkembangan anak yang juga mempengaruhi tahapan pembelajaran, ada 5 area montessori dalam kurikulum ini.

Lima area tersebut adalah

1. Area Practical Life


Anak-anak balita saya senang sekali mengikuti kegiatan apapun yang sedang saya kerjakan. Entah itu memotong sayuran, menyapu, melipat hingga menuang air.

Biasanya sambil bilang, " aku mi, aku bisa mi".

Menurut montessori, anak-anak memang senang mengeksplorasi hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan sehari-hari. Mereka excited dengan praktik kehidupan yang familiar dengan apa yang biasanya mereka lihat.

Dan, meski terkesan sederhana dan sepele, kegiatan sederhana ini memiliki manfaat dalam tumbuh kembang anak.

2. Area Sensoris


Salah satu area yang sering tidak diperhatikan namun memberikan dampak bagi anak adalah indera peraba dan penglihatannya.

Pada area ini akan diperkenalkan dengan banyak nama bentuk, warna dan tekstur. Mulai dari meraba tiap tekstur yang berbeda lalu membedakannya kemudian anak dipersilakan mengeskplorasi alat peraga yang disediakan.

Tujuan area sensoris sendiri adalah usaha untuk menstimulasi dan menghidupkan kepekaan seluruh indra anak.

3. Area Budaya dan Ilmu Pengetahuan


Area ini erat kaitannya dengan mengkoneksikan anak dengan alam dan lingkungan sekitarnya. Dimana anak secara natural melihat telur atau anak sapi lalu bertanya darimana datangnya hal tersebut.

Ya, pertanyaan ini pernah ditanyakan anak sulung kami di usia 4 tahun.

Maka, tak perlu ragu menjelaskan siklus hidup pada hewan atau tumbuhan. Atau bercerita tentang anatomi tubuh makhluk hidup selain manusia.

Kegiatan ini akan membantu anak memahami perannya dalam alam semesta sehingga memiliki keinginan untuk turut berkontribusi pada alam sekitarnya.

4. Area Matematika


Banyak sekali yang beranggapan bahwa matematika adalah momok. Betul ya sobat yusri? Tapi, metode montessori memiliki cara tersendiri bagaimana memperkenalkan matematika pada anak.

Awalnya anak akan diperkenalkan dengan konsep panjang pendek yang biasanya disebut dengan number roads. Setelah itu barulah anak belajar tentang simbol.

Itupun dengan cara bertahap melalui sandpaper number atau huruf raba.

Harapannya adalah anak dapat memahami konsep matematika sehingga dapat mengerjakan soal yang bagaimanapun tanpa menggunakan aparatus dari montessori.

5. Area Bahasa dan Literasi


Membaca tidak sekadar mampu mengeja kata-kata secara lancar. Namun dalam pemahaman montessori, membaca dapat diartikan apabila memahami makna tulisan yang dibaca.

Mantap ya??

Area bahasa dan literasi dalam montessori membagi 2 tahap yaitu tahapan pra membaca dan teknis membaca.

Tahap pramembaca adalah berbincang, bernyanyi dan bermain peran, mendongeng dan membacakan cerita. Lalu tahapan teknis membaca yaitu berlatih memperpanjang konsentrasi dan observasi, membedakan bentuk/warna/ukuran/ bunyi, mengenal huruf raba hingga membaca buklet cerita bergambar dan buklet cerita.

Intinya tahapan ini berupa stimulai yang sangat halus dan menyesuaikan perkembangan anak.

Penutup


Setiap jaman pasti membawa tantangan tersendiri maka praktik-praktik pendidikan pun harus berubah. Betul ndak sobat yusri?

Kurikulum montessori ini salah satu metode yang sangat menarik untuk diikuti. Apalagi pembelajarannya yang mengikuti perkembangan anak.

Segala kegiatan akan berlangsung secara alami dan anak tidak akan merasa terpaksa dalam belajar.

Nah, bagaimana dengan kurikulum homeschooling kurikulum homeschooling yang lain? Yuk cek artikel kurikulum Charlotte Mason yang pastinya tak kalah menarik juga.

The goal of early childhood education should be to activate the childs own natural desire to learn.
Yusriah Ismail
A Lifestyle Blogger, Read Aloud Certified and Parenthing Enthusiast

Related Posts

28 komentar

  1. Keren banget oma Maria Montessori. Tahapan pembelajaran montessori dan kelima areanya, harus dipahami lebih dulu, supaya bisa diterapkan lebih baik ke anak².

    BalasHapus
    Balasan
    1. bener mbaa..harus memahami dulu filosofinya sebelum diterapkan

      Hapus
  2. Ternyata metode Montessori udah berusia lebih dari 100 tahun yaa. Hebat. Lalu ini khusus anak playgroup dan TK aja apa bisa SD ya? Seneng kalo ada sekolah/ homeschooler yg pake metode ini karena anak jadi senang belajar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. semua jenjang ada mba, tapi memang lebih populer untuk anak TK, PAUD dan sejenisnya

      Hapus
  3. Kalau ditarik benang merahnya, pendidikan dengan style montessori ini punya manfaat bagus untuk perkembangan anak ya kak. Apalagi ada tahapannya pula yang bisa dipantau jadinya

    BalasHapus
  4. Usia 6-12 tuh usia kritis yah. Usia menyerap banyak hal. Ortu harus pandai-pandai nih memberikan masukan yg bermanfaat. Kurikulum Montessori udah engga diragukan lagi deh kompetensinya. Bisa juga diterapkan untuk homeschooler deh

    BalasHapus
  5. bagus ya mba mengenai kurikulum ini saya baca-baca jadi tertarik juga kalau nanti anak-anak sekolah bisa jadi pilihan juga dengan menggunakan kurikulum montessori ini saat mereka memilih homeschooling

    BalasHapus
  6. Aku pakai metode Montessori buat homeschooling PAUD anakku tapi cuma sampai usianya 5 tahun aja. Sisanya aku serahkan ke TK aja PAUD jalur formal. Metode Montessori bagiku Lebih bisa memanusiakan anak

    BalasHapus
  7. Dari dulu tertarik banget sama metode montessori ini, karena bisa bikin anak-anak belajar tanpa harus terpaksa. Terus disesuaikan juga dengan perkembangan anak.

    BalasHapus
  8. Keren ya. Bermula dari anak-anak istimewa lho padahal. Kita tahu, mereka tuh butuh penanganan khusus dari hati yang tulus. Montessori bisa menemukan hal yang menakjubkan.

    BalasHapus
  9. Kurikulum Montessori ini ternyata udh diuji coba dan sejak lama diterapkan di dunia ya kak. Dan banyak sekolah menerapkan kurikulum tsb dgn bukti yg mampu mendidik anak secara bagus.

    Kurikulum spt ini yg hrs ditularkan ke anak2 sekolah negeri sehingga tdk monoton kurikulum merdeka belajar meski dua kurikulum ini pada prinsipnya hampir mirip.

    BalasHapus
  10. Kurikulum montessori pun ada area membac dan literasi. Ini bagus banget nih. Bahkan dibagi dua gitu. Pra membaca dan teknis membaca. Cocok buat anak-anak yang mau homeschooling.

    BalasHapus
    Balasan
    1. tekniknya smooth banget yaa..sebelum masuk tahapan membaca ada pra-nya dulu

      Hapus
  11. Sekarang semakin banyak sekolah mengadopsi metode ini, cocok untuk perkembangan anak ya

    BalasHapus
  12. Ternyata cara belajar ala Montessori ini sudah lamaaaa banget ada. Anak-anak pun belajarnya jadi nggak harus selalu terpaku sama buku dan alat tulisnya saja. Bisa kali ya disontek dikit-dikit sama ortu walaupun nggak memberlakukan kurikulum Montessori pun anaknya nggak homeschooling.

    BalasHapus
  13. Bahasa dan literasi ternyata sudah berusia lama ya, sejak tahun 1800 an akhir udah tercipta dan jadi teori oleh Montessori
    Gak heran kalau sekarang banyak ditiru dan digali kembali teorinya ini

    BalasHapus
  14. Kurikulum Montessori cuman ada di homeschooling gak sih. Banyak teman yang merekomendasikan soalnya karena terbukti bantu anak belajar mandiri

    BalasHapus
  15. Keren banget ya, metode Montessori bisa go Internasional aeperti sekarang ini. Hanya orang yang berdedikasi tinggi yang bisa menemukan metode pembelajaran yang lengkap dan terstruktur seperti Montessory ini

    BalasHapus
  16. montessori ini emang bagus banget ya buat dipraktikkan di golden age, karena baik juga untuk tumbuh kembang anak di masanya

    BalasHapus
  17. saya pernah ada di fase beneran mempraktekan metode montessori ketika anak sulung usia toddler. tapi karena effort banget dan kudu konsisten kan, jadi gak berlangsung lama. ini tantangannya sih ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. bener banger mba ekaa, tantangan banget ini, yang gak bisa beli aparatus kudu bikin sendiri dan memang butuh effort hehe...

      Hapus
  18. Kalo anak dengan speed delay ini, cocok ngga ya mengikuti kurikulum Montessori,

    BalasHapus
    Balasan
    1. menurutku malah cocok banget...bisa discreening dulu anak yg speech delay biar tahu kebutuhan terapinya dimana

      Hapus
  19. Akutu sadar banget bahwa sebuah inovasi lahir karena ada masalah atau keresahan.
    Kerennya, aku baru baca mengenai bagaimana lahirnya Kurikulum montessori yang aku kagumi. Dulu anakku gak pakai kurikulum ini, tapi sepupuku pakai untuk mendidik anak-anaknya. Yang aku kagum adalah sepupuku ini kan orangtua bekerja, tapi pas bermain ((belajar)) ala montessori tuh beneran se-teratur itu.

    Anak jadi beneran bisa rapih, main di area yang uda ditentukan dan mereka juga menyerap makna permainan yang mereka mainkan. Cerdas banget si.. Dan ternyata, percaya gak percaya yaa.. anak-anak bisa lo main dengan tertib. Cakepp yaah..

    BalasHapus
  20. Walaupun Monterssori baru tren akhir-akhir ini ternyata sejarahnya telah lama hadir dibawakan oleh Maria Montessori, ya. Dan memang saat ini banyak yang merasa cocok dalam menggunakan kurikulum montessori ini karena dianggap sesuai dan seimbang dengan tubuh kembang anak

    BalasHapus
  21. Kurikulum montessori ini emang jadi kurikulum yang terbaik untuk anak ya, anak bebas jadi dirinya sendiri, jadi lebih teratur juga tanpa dipaksa. Mumpung punya anak kecil, sebaiknya sekolahkan dengan kurikulum ini karena memang sebagus itu.

    BalasHapus
  22. Kerasa banget gaungnya nih pembelajaran dengan metode Montessori sejak banyak orang membahasnya dan menerapkan pada pendidikan anak2 mereka sejak dini. Mungkin di negara kita pun sudah ada yang menggunakan metode ini, hanya saja tidak tahu kalau dari luar sana ada metode yang sudah diterapkan juga oleh Maria Montessori ini.

    BalasHapus

Posting Komentar