yusriahismail.com

Contoh Kurikulum Homeschooling

contoh kurikulum homeschooling
Sobat yusri, setelah beberapa artikel saya yang membahas tentang homeschooling, apakah mulai tertarik mempertimbangkan pilihan alternatif ini? Atau jangan-jangan sudah menerapkannya di rumah?

Salah satu hal yang juga sering ditanyakan masyarakat adalah seputar kurikulumnya. Masih banyak orangtua yang bingung tentang panduan yang akan digunakan keluarga homeschooler.

Pada artikel lalu saya membahas tentang panduan menyusun kurikulum homeschooling dan sekarang yuk kita bahas contoh-contoh kurikulum homeschooling.

Contoh-contoh ini sudah pasti sifatnya adalah pilihan. Maka sebelum memilih kurikulum homeschooling, yuk pertimbangkan dulu alasannya.

Pertimbangan Sebelum Memilih Kurikulum Homeschooling


1. Metode Belajar


Biasanya tiap keluarga memiliki metode belajar yang berbeda. Ada yang senang langsung bersentuhan dengan alam. Ada yang belajar melalui buku-buku bacaan di rumah.

Ada yang mengikuti kemampuan bakat dan minat sang anak. Dan ada juga yang lebih suka dengan kegiatan tematik.

Orangtua dan anak wajib berembuk untuk menentukan metode belajar yang membuat mereka nyaman. Oya, dengan catatan bahwa anak sudah bisa diajak berdiskusi ya sobat yusri.

2. Orientasi Belajar


Orientasi berkaitan dengan tujuan atau sesuai dengan nilai-nilai yang dianut suatu keluarga. Selain itu, kebutuhan anak juga selalu menjadi pertimbangan penting dalam memutuskan kurikulum homeschooling.

3. Kemampuan Finansial


Ketersediaan kurikulum juga memiliki banyak pilihan. Ada yang gratis namun ada juga yang berbayar. Harga kurikulum ini pun bervariasi. Semuanya tergantung keputusan orangtua homeschooler.

Namun, satu hal yang menjadi pertimbangan adalah kurikulum gratis belum tentu buruk dan kurikulum berbayar bukan berarti yang terbaik.

Contoh Kurikulum Homeschooling

kurikulum homeschooling
Kata-kata tersebut mengutip salah satu perkataan orangtua homeschooler. Artinya, kita bersyukur bahwa homeschooling bukan lagi suatu hal yang aneh dan sudah banyak akses informasi untuk itu.

Sekarang tergantung kebijakan dan keputusan keluarga untuk memutuskan seperti apa. Termasuk dalam memilih kurikulum homeschooling yang akan menjadi panduan.

Ada beberapa contoh kurikulum homeschooling yang bisa menjadi panduan, yaitu

1. Kurikulum Pendidikan Nasional


Ini sebenarnya menjadi pilihan yang aman bagi keluarga homeschooler sebab kurikulumnya bisa langsung mengikuti capaian nasional dan buku-bukunya tersedia.

Homeschooler yang memustuskan untuk mengikuti kurikulum pendidikan nasional juga akan dimudahkan sebab acuannya adalah kurikulum merdeka.

Dimana kurikulum merdeka adalah model kurikulum terbaru yang digunakan di masa kepemimpinan pak Nadiem Makarim.

Kurikulum merdeka juga memberikan kesempatan pada pendidik untuk menciptakan pembelajaran yang berkualitas dan menyesuaikan lingkungan serta kebutuhan anak.

Artinya, secara tidak langsung, kurikulum merdeka mendukung terciptanya kelompok-kelompok belajar di luar sekolah seperti homeschooling.

Ini juga bisa menjadi contoh kurikulum homeschooling yang murah meriah dan bisa diakses darimana saja.

Semakin tertarik mengikuti homeschooling yang mengacu pada kurikulum merdeka?

2. Kurikulum Montessori


Beberapa waktu yang lalu metode montessori memang menajdi favorit emak-emak se-Indonesia. Terutama keluarga yang masih memiliki anak usia dini.

Metode montessori menjadikan anak sebagai pusat pembelajaran sehingga segala proses dilakukan berdasarkan perkembangan anak saat itu.

Makanya, penggunaan kurikulum montessori sangat cocok untuk anak usia dini sebab menyesuaikan ritme dan minat anak yang sedang berkembang.

Apalagi dalam prinsip utama kurikulum ini adalah menyediakan lingkungan yang cocok dan sesuai untuk anak. Lingkungan yang tepat akan merangsang minat dan eksplorasi anak.

Tak ketinggalan menyiapkan media pembelajaran yang sesuai. Secara tidak langsung, metode montessori ingin mengembangkan bakat dan minat anak secara alami.

Tapi, salah satu kekurangannya adalah media pembelajarannya cukup mahal. Salah satu partisi saja biasanya harganya mencapai kisaran 500ribuan.

Hmmm..kudu kocek yang dalam gak sih sobat yusri?

Oya, beberapa ahli montessori juga mengembangkan montessori islam sehingga kurikulum agama juga tetap ada. salah satunya adalah ms Zahra Zahira yang juga mengeluarkan buku montessori islam.

3. Kurikulum Charlotte Mason


Metode ini dibawa oleh salah satu filsuf Inggris yaitu Charlotte Mason. Yap, metodenya memang sesuai namanya.

Pembelajarannya sendiri cocok untuk anak usia 6 tahun keatas.

Salah satu hal mendasar dalam kurikulum CM adalah orangtua harus sadar untuk apa anak itu dilahirkan. Pendirinya sendiri meyakini bahwa setiap anak dilahirkan dalam keadaan utuh. Dan, dalam perjalanan hidupnya anak harus menemukan Tuhan-Nya.

Hmm..cukup islami ya sobat yusri.

Charlotte Mason sendiri memang menjadi pilihan beberapa keluarga muslim karena pendekatan belajarnya yang natural dan sangat Ketuhanan.

Metode Charlotte sendiri sangat bertolak belakang dengan Montessori yang menitik beratkan pada minat dan bakat anak. Tujuan metode ini adalah anak dapat mencapai derajat manusia yang seluhur mungkin.

Maka, kurikulum ini menitikberatkan pada akal budi sang anak. Tidak ada perbedaan antara materi agama atau umum. Malah metode CM mengaitkan tiga hal utama yaitu atmosfer alamiah, kebiasaan baik dan penyajian ide-ide hidup.

Hihi, makin menarik atau bingung dengan piliha kurikulum homeschooling yang tepay?

4. Kurikulum Cambridge


Didalam kurikulum cambridge, bahasa inggris adalah bahasa kedua. Selain itu materi yang juga diperkuat adalah matematika dan sains.

Kurikulum ini sendiri menawarkan jalur pendidikan dari usia 5-19 tahun yang dinamakan dengan cambridge pathway. Ada 4 tahapan yaitu

Cambridge primary mulai dari usia 5-11 tahun, cambridge lower secondary mulai dari 11-14 tahu, cambridge upper secondary yang dimulai dari 14-16 tahun dan cambridge advanced mulai dari 16-19 tahun.

Metode ini sendiri memang lebih dikenal dengan kurikulumnya yang internasional sehingga lebih memungkinkan untuk memulai dari satu negara dan menyelesaikannya di negara lain.

5. Metode Unschooling


Kurikulum ini digagas oleh Jhon Holt yang mengatakan bahwa,
Belajar tidak perlu disuruh, belajar sama alamiahnya seperti bernapas.
Keluarga yang menjalanakan unschooling biasanya meyakini bahwa anak-anak belajar tidak terbatasi oleh waktu dan tempat.

Sehingga perlu lingkungan yang supportif untuk menemukan cara belajar dan menemukan minat serta keinginan anak itu sendiri.

6. Classical Education


Berbeda dengan metode unschooling yang tidak terstruktur, kurikulum menjelaskan metode pendidikan klasik yang memperhatikan 3 bagian proses melatih pikiran.

Ada fase grammar dimana pada usia sekolah anak-anak menganut metode balajar dalam menyerap fakta dan secara sistematis meletakkan dasar sebagai persiapan untuk tingkat selanjutnya.

Lalu fase logic yang terjadi pada kelas menengah dimana anak mulai memperhatikan hubungan sebab akibat.

Dan terakhir, tingkatan ketiga yaitu fase retorika dimana saat ini anak diminta untuk mengekspresikan diri dengan menulis dan berbcara dengan kekuatan dan orisinalitas.

Penutup

kurikulum homeschooling
Jika mau diurutkan, contoh kurikulum homeschooling masih banyak namun yang paling penting adalah menyesuaikan kebutuhan anak dan orangtua. Kurikulum homeschooling hanyalah panduan dalam proses pembelajaran.

Orangtua boleh mencampur dan menggunakan metode lain sesuai dengan kenyamanan.

Bagaimana sobat yusri, sudah punya bayangan tentang contoh kurikulum homeschooling contoh kurikulum homeschooling yang akan digunakan?

Mau kurikulum montessori, charlotte, nasional atau cambridge? Atau punya kurikulum sendiri buatan keluarga?

Kayaknya seru ya kalau bahas tiap kurikulumnya. Sobat yusri bisa baca tentang kurikulum montessori sebagai metode pembelajaran pertama yang dibahas. 
Yusriah Ismail
A Lifestyle Blogger, Read Aloud Certified and Parenthing Enthusiast

Related Posts

9 komentar

  1. Berarti sebelum menentukan kurikulum apa yang akan dipakai, kita harus tau dulu gaya belajar anak ya mb?

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mba, salah satu pertimbangannya itu juga. Menyesuaikan kebutuhan anak juga perlu jadi pertimbangan

      Hapus
  2. Tertarik sama kurikulum Montessori, yang membuat anak mau belajar tapi nggak negbuat anak bosen. Disini kita jadi tau juga minat dan hobi anak ya. Jadi gampang untuk memberikan dukungan yang mm yang mungkin berhubungan dengan cita-citanya nanti

    BalasHapus
  3. Wah berarti ini kita orang tua yang memilih kurikulumnya ya mbak? Menarik yaa cuman aku masih penasaran sama praktiknya di lapangan gimana. Anak akan jenuh atau nggak kalau homeschooling atau justru anak sendiri yang memintanya. Bener2 harus bisa berembuk ya mbak antara orang tua dan anak.

    BalasHapus
  4. aku pernah belajar kurikulum montesori dan Charlott Manson ini mbak, tapi hanya samapi usia dini aja, selebihnya anak-anak sekolah umum sih, kami belum siap homeschooling

    BalasHapus
  5. Sejujurnya saya tertarik untuk Montessori Mba, dulu pernah ikut pelatihannya juga. Tapi belum yakin hiks

    BalasHapus
  6. homeschooling ternyata ada kurikulumnya juga ya, pasti asik dan nyaman untuk anak karena lebih sesuai dengan cara atau tipe belajar anak

    BalasHapus
  7. Kurikulum untuk homeschooling ada banyak pilihan ya ternyata. Ku kira hanya ada satu macam kurikulum untuk semua homeschooling di semua tingkat pendidikan.

    BalasHapus
  8. Ternyata homeschooling juga menerapkan banyak jenis kurikulum ya mbak, aku baru tau nih.. Kurikulum Montessori menarik nih buat anak kita yang masih usia dini..

    BalasHapus

Posting Komentar