yusriahismail.com

Jelajahi Pasar Rakyat Di Hari Jadi Luwu Ke-755

hari jadi belopa
Tidak terasa bulan Januari 2023 sudah tiba. Seperti biasa, google photo biasanya menampilkan memori-memori di tahun sebelumnya. Dan, foto kenangan setahun lalu memperlihatkan kami pergi ke hari jadi Luwu.

Saya ingat, tahun lalu agenda milad tana Luwu berlangsung cukup meriah. Selama sepekan ada agenda mulai dari pasar rakyat, lomba hingga pentas seni. Bagaimana tahun ini? Rasanya kami sudah tak sabar mengulang kemeriahan tahun lalu.

Apalagi pandemi covid-19 juga sudah mulai menurun, tentunya agendanya bakal lebih menarik dan menghadirkan banyak orang. Yuk, ikuti keseruan kami mengikuti salah satu agenda hari jadi Luwu, yaitu pasar rakyat.


Sejarah Luwu


Nah, sebelum bercerita mengenai momen hari jadi Luwu, saya mau bercerita sedikit mengenai sejarah Luwu ya sobat yusri.

Luwu sendiri sudah ada sebelum masa pemerintahan Hindia Belanda bermula. Luwu sendiri adalah sebuah kerajaaan yang luas wilayahnya sampai pada Kolaka (Sulawesi Tenggara) dan Poso (Sulawesi Tengah). Kebayang ya luasnya kayak gimana.

Lalu, Belanda akhirnya datang dan melakukan invasi. Luwu pun terbagi menjadi 5 wilayah kekuasaan, yaitu Palopo, Makale, Masamba, Malili dan Mekongga. Meski, diubah menjadi lima wilayah kekuasaan namun tidak mengubah kedatuan Luwu sendiri berupa kerajaan.

Hingga akhirnya Indonesia merdeka dan kerajaan Luwu ditetapkan menjadi bagian dari wilayah republik Indonesia. Tahun demi tahun berlalu kemudian ditetapkan Luwu terbagi menjadi tiga kabupaten dan satu kota.

Tiga kabupaten terdiri dari Luwu, Luwu Utara dan Luwu Timur serta satu kota yaitu kota Palopo. Secara keseluruhan, biasanya kami menyebutnya daerah Luwu Raya. Oya, sobat yusri tau kan kalau Luwu ada di Sulawesi Selatan ya? Hehe.

Asal-usul Luwu


Saya sempat bertanya-tanya, Luwu itu bermakna apa? Ternyata nama Luwu sendiri sudah ada sejak abad ke-13 atau saat raja pertama dari periode Lontara Luwuq dinobatkan. Menurut sejarawan, ada dua periode Luwu yaitu I Laga Ligo dan Lontara Luwuq.

Menurut buku Luwu dalam Revolusi yang ditulis oleh M. Sanusi Daeng Matta, Luwu sendiri berarti diulurkan dari atas. Maknanya ini merujuk dari bahasa "riulo". Jadi, wilayah Luwu adalah tanah yang diulurkan dari langit, dihamparkan kemudian diberkahi dengan kekayaan yang melimpah.

Meski masih berupa epos, tapi bisa jadi benar sebab Luwu sendiri memiliki kekayaan alam yang luar biasa. Mulai dari hasil pertanian berupa cengkeh, cokelat, durian hingga tambang.

Hari Jadi Luwu dan Momen Perlawanan Rakyat


Sejarah dan asal usul Luwu yang penuh nilai ini menjadikan tanggal 23 Januari ditetapkan sebagai hari jadi Luwu sekaligus momentum mengenang perlawanan rakyat terhadap penjajahan.

Ini adalah momen dimana masyarakat Luwu tetap mengingat bahwa wilayah yang mereka jadikan tempat tinggal sekarang dibangun dengan darah dan perjuangan. Juga waktu yang tepat untuk menghidupkan kembali warisan budaya yang hampir redup karena kemajuan teknologi.

Pesta Rakyat, Momen Menghidupkan Kembali Warisan Budaya


Kebetulan sekali, hari jadi Luwu ke-755 ditahun ini diperingati di tempat tinggal kami yaitu Palopo. Oya, Palopo sebagai kota administratif adalah bagian dari Luwu. Jadi, Palopo juga termasuk Luwu ya sobat yusri.

Nah, jika tahun lalu, Hari Jadi Luwu bertempat di lapangan gaspa maka tahun ini panitia ingin membuatnya lebih meriah sembari menghadirkan ratusan UMKM yang siap meramaikan. Tempat yang representatif untuk itu adalah lapangan Pancasila yang berada di belakang gedung walikota.

Biasanya, lapangan Pancasila memang menjadi tempat nongkrong yang asyik bagi warga di sore hari ataupun weekend. Lapangannya sangat luas dan terletak di pusat kota.

Kebetulan kami pergi di hari terakhir saat pasar rakyat akan ditutup pada malam itu juga. Yah, jadi tidak menyaksikan tarian tradisional tari sumange sipakalebbi deh. Ini adalah tarian pembuka yang dibawakan di panggung pasar rakyat.

Malam itu, seakan seluruh masyarakat Palopo tumpah di lapangan Pancasila. Antusiasme mereka meramaikan pasar rakyat patut diacungi jempol. Kami sampai berpegangan tangan takut terpisah. Apalagi sambil membawa empat bocil. Duh, jangan sampai kehilangan.

Apa yang menarik dari pesta rakyat di Hari jadi Luwu? Berikut catatan saya

Pentas Seni


Saat kami memasuki lapangan pancasila, panggung mewah langsung terlihat. Diatas panggung inilah tarian dan nyanyian khas Luwu dipentaskan. Salah satunya adalah tarian pembuka yaitu tari sumange sipakalebbi. Berbagai artis lokal juga turut memeriahkan pesta rakyat di hari jadi Luwu.

Stand UMKM


Ratusan stand usaha kecil dan menengah (UMKM) memeriahkan pesta rakyat. Stand ini gratis lho. Ini memang ditujukan agar masyarakat Luwu aktif membangun daerahnya dengan karya dan kreativitas.

Stand UMKM yang banyak ini juga sebagai upaya pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat. Sesuai lah dengan tema hari jadi Luwu ke-755 yaitu ekonomi tumbuh, Tana Luwu sejahtera.

Panganan Khas


Kue tradisional gak ketinggalan lho juga panganan khas yang hanya ada di Tana Luwu. Ada juga kuliner non lokal yang biasanya digemari banyak generasi muda. Paket komplit pokoknya.

Penutup


Kemeriahan pasar malam di hari jadi Luwu menyisakan satu pesan penting bahwa kendati teknologi sudah maju dan zaman berubah namun budaya dan karakter daerah harus tetap melekat pada setiap generasi. Generasi zillenial jangan sampai lupa kejadian masa lampau yang membentuk hari ini.

Semoga tahun-tahun mendatang bisa tetap mengajak anak-anak bejalar di Hari Jadi Luwu. Sampai jumpa di cerita tahun depan yaa.




















Yusriah Ismail
A Lifestyle Blogger, Read Aloud Certified and Parenthing Enthusiast

Related Posts

Posting Komentar