yusriahismail.com

Bersyukur Dengan Cara Beramal, Jejak Kebaikan Eril

bandung bergerk
Kenapa orang baik selalu dipanggil (ke alam lain-red) lebih dulu? Pertanyaan ini selalu berputar-putar di kepalaku. Kebaikan apa yang mereka perbuat sehingga lebih dulu meninggalkan orang tersayang? Seperti jaber zillenial, apakah ini bentuk bersyukur dengan cara beramal seorang Eril?

Ya, Eril, pemuda Jawa Barat itu membuat kita terhenyak dengan kepergiannya yang tiba-tiba. Eril yang bernama lengkap Emmeril Khan Mumtaz dinyatakan meninggal usai tenggelam di sungai Aare, Swiss. Orangtuanya yang merupakan gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, juga dibuat tak percaya dengan kenyataan ini.

Pesan Cinta Dari Sang Bapak


Selama empat belas hari, Allah memberikan waktu kepada kita untuk bertafakur, selama empat belas hari Allah memberikan petunjuk untuk mengambil pelajaran dari apa yang kita lihat kita dengar dan kita doakan.

Eril diiringi oleh jutaan Doa tidak hanya oleh keluarga, ada bekal yang Eril lakukan yaitu kebaikan-kebaikan. Izinkan saya menyampaikan sepenggal rasa cinta siapa itu Eril dan apa hikmah dari kepergian Eril.

Empat belas hari bisa terasa pendek dalam hidup rutin sehari-hari. Tapi empat belas hari ini menjadi begitu panjang dalam kehidupan kami.

Kami bertanya-tanya, mengapa harus hidup tidak terlalu lama mengharu biru, tapi waktu adalah rahasia Allah yang muskil bisa dipecahkan, apalagi menyangkut tentang kelahiran dan kematian.

Waktu adalah relatif, begitulah kata orang-orang yang arif. Dan akhirnya kami menerimanya dengan hati yang lapang. Sebab kami bisa menemukan sebab petunjuk yang terang.

Dalam rentan 14 hari yang sejujurnya sangat melelahkan. Namun kami pun mendapatkan banyak pelajaran dan kearifan tentang hidup Eril, yang secara kasat mata, rasanya terlalu singkat. Tetapi setelah dicermati ternyata kehidupannya sangat pada penuh manfaat.

24 Tahun mungkin belum cukup untuk menghasilkan karya-karya yang besar. Namun terbukti memadai untuk dicintai sebagai manusia yang akbar.

Kami belajar tentang hidup yang tidak semata terdiri atas lamanya hari. Tapi tentang tiap hela nafas yang dipakai berbuat baik walau kecil dalam sehari-hari.

Kami mengikhlaskan Eril pergi, karena kami akhirnya menyadari bahwa Allah telah mencukupkan semua amal amalnya, untuk menutupi kemungkinan bertambah kekhilafannya.

Mungkin akan berat, tapi kami sebenarnya telah menyiapkan hati kalau kami tidak akan pernah lagi melihat jasadnya untuk terakhir kali.

Bukankah Eril lahir di New York yang berada jauh di seberang. Mengapa tidak jika ia wafat di Swiss yang berada jauhnya juga tidak berbilang.

Bukankah tiap sejengkal tanah adalah milik Allah yang menentukan segala pergi dan pulang. Luncuran doa yang dipanjatkan dari berbagai penjuru negeri adalah limpahan pertanda yang lebih dari cukup untuk kami, untuk yakin barangkali Allah yang memang menghendaki kepulangannya disambut baik oleh langit dan bumi.

Bagaimana mungkin kami merasa tidak dilimpahi oleh rahmat dan karunia saat jenazah yang terbaring ini berada berhari-hari di air masih utuh lagi sempurna.

Itulah salah satu keyakinan kami bukti adanya mukjizat yang akhirnya Alhamdulillah kami diberi sempat untuk melihat tanda kekuasaan Allah sang pemberi berkat pelajaran bagi kita yang beriman dan pandai membaca isyarat.

Kematian Eril merupakan kehilangan yang sungguh dahsyat dalam momentum waktu yang nyaris sejajar. Kami merasakan kehilangan yang paling besar, tapi seketika itu juga kami merasa dilimpahi kasih yang akbar.

Terakhir, kami sangat bersyukur dianugerahi seorang putera yang dalam hidupnya bahkan dalam pulangnya masih mendatangkan cinta kepada kami sang orang tua.

Terima kasih, hatur nuhun, jazakallah atas segala cinta doa yang dipanjatkan untuk ananda Eril almarhum. Semoga Allah membalas berlipat-lipat kebaikan anda semua.

Bersyukur Dengan Cara Beramal, Meneruskan Kebaikan Putra Sulung Jabar 1


Sungguh menyayat hati ungkapan pak Ridwan Kamil di malam takziah Eril. Kebesaran hati berpadu kegetiran dan pasrah menerima takdir. Sikap yang luar biasa dai seorang pemimpin. Mungkin itulah yang membuat seorang Eril sangat terkenang kepergiannya. Terbukti, Eril lahir dari orangtua yang luar biasa.

Caranya menemui kematian juga membuat hati pula sekaligus bikin iri. Juga terungkap amal-amal yang selalu dilakukannya ketika masih hidup. Eril sukses bikin kita tersadar bahwa kematian memang tak mengenal usia dan teruslah untuk berbuat baik dimanapun dan kapanpun. Inilah kisah Eril yang bisa dicontoh.

  • Beramal Melalui Komunitas Relawan


jejak kebaikan

Di lain kisah, Eril mengajak para pemuda Jawa Barat untuk terjun langsung saat pandemi. Eril membuat sebuah komunitas yang terdiri atas anak-anak gen zillenial. Kepeduliannya terhadap masyarakat Jawa Barat memang tak terlepas dari peran orangtuanya sebagai pejabat publik.

Komunitas relawan ini merekrut anak-anak muda dengan jargon yang membara. Ditengah pandemi mereka berbagi tanpa membeda-bedakan.

  • Akrab dengan Siapapun


Suatu hari beliau ke luar negeri bersama orangtuanya. Sesampainya di toko sepatu, dia meminta dibelikan sepatu dengan ukuran yang berbeda dengan besar kakinya. Papanya heran dan bertanya. Dan, jawaban Eril sungguh mengejutkan. Ternyata sepatu tersebut untuk seorang satpam tempatnya bersekolah. Ia ingin menghadiahi sepatu lantaran pak satpam adalah teman dekatnya.

  • Dekat dengan Keluarga


Siapapun tak akan pernah menyangkal jika Eril sangat dekat denan kedua orangtua serta adiknya. Potret kedekatan mereka di banyak tempat kerap dibagikan di media sosial. Ketika kepergiannya pun, sang mama bercerita tentang dirinya yang tanpa sungkan selalu ingin berdekatan dengan mamanya. Padahal biasanya anak cowok malu jika berdekatan dengan ibunya ya sob.

Penutup


Acapkali mendengar kepergian seseorang, saya terhenyak, kemudian tersadar bahwa dunia memang hanya sementara. Apalagi jika yang pergi adalah orang baik dengan track record kebaikan luar biasa dan diakui banyak orang. Sungguh, peristiwa kematian yang begini membuatku lebih tertegun. Bertanya-tanya didalam hati, adakah saya kelak seperti itu?

Masyaallah tabarakalah. Kematian memang selalu membuahkan hikmah. Mampu menelurkan pertanyaan bahwa seberapa banyak bekal yang sudah kita siapkan. Berapa banyak amal yang sudah kita tanam? Apakah setiap ibadah dilakukan hanyak untuk Dia atau dia? Apakah setiap penyakit hati mampu kita kikis satu persatu? Dan seberapa siap kita menemui alam keabadian itu?
pemuda bandung


Yusriah Ismail
A Lifestyle Blogger, Read Aloud Certified and Parenthing Enthusiast

Related Posts

Posting Komentar