Sebenarnya tak hanya itu, konsumsi bahan makanan yang berlebihan juga termasuk bagian dari hidup tanpa arah. Banyak-banyak mengonsumsi makanan manis, gurih dan pedas sehingga membuat timbangan makin ke kanan. Pun minuman kekinian yang ujung-ujungnya membuat diabetes.
Hmmm..sepertinya perlu menata kembali bagaimana caranya mengendalikan diri.
Alasan inilah yang menjadi penyebab youtube Temani membuat podcast bincang isu tentang how to self control. Fenomena hidup tanpa arah yang banyak menjangkiti kalangan muda. Terutama dengan adanya kemudahan teknologi dan trend-trend terbaru yang membuat banyak kalangan jadi fomo.
Takut jika tidak dianggap kekinian. Khawatir jika kena label kolot, tidak gaul dan lain sebagainya. Hal-hal yang membuat banyak orang bersedia merogoh uang banyak demi cap nge-trend.
Nah, kalau sudah terjebak dalam hal itu gimana dong? Yuk ikuti terus tulisan ini ya.
Biasanya ketika saya sedang melipat baju, youtube Temani menjadi teman andalan. Apalagi temanya sangat kekinian seperti isu-isu terbaru tentang Palestina hingga membahas fenomena anak muda sekarang.
Dan materi kali ini benar-benar membuat saya tertampar untuk mengingat kembali apa tujuan hidup kita di dunia. Whuiih agak berat ya, namun begitulah kenyataannya. Umur tidak ada yang tahu sehingga setiap detiknya memang sangat berharga dan terus belajar mencari makna.
Oya pemateri kali ini juga ciamik banget sehingga saya makin semangat nontonnya. Proud of you teh Karina Hakman.
Eyang Einstein pernah berkata,
I fear the day that technology will surpass our human interaction. The world will have a generation of idiots.
Teknologi memang seperti dua sisi mata uang. Ada kalanya ia seperti teman yang menolong dan memudahkan aktivitas kita namun sisi lainnya seperti musuh yang siap menyerang. Namun tak berkenalan dengan teknologi tentu membuat kita seperti manusia yang baru keluar dari gua alias ketinggalan zaman.
Sayangnya, ketergantungan akut terhadap teknologi membuat ketakutannya eyang Einstein terbukti. Contohnya ada saja mahasiswa-mahasiswa di tempat saya mengajar yang menggunakan AI sepenuhnya. Mulai dari urusan mengerjakan tugas kuliah hingga skripsi.
Sah-sah saja sebenarnya menggunakan teknologi namun jika membuat pikiran kita tumpul maka wajib waspada. Penggunaan teknologi yang kebablasan pun membuat bertanya-tanya, ini malas atau kehilangan tujuan arah hidup?
Tak hanya itu, mengonsumsi bahan makanan juga wajib waspada. Gula, garam, tepung, micin dan lain-lain sebenarnya juga diciptakan untuk mempermudah hidup. Namun jika konsumsinya berlebihan juga harus waspada. Bukan gak boleh lho ya, tapi gunakan sewajarnya saja.
Pertanyaannya, apakah kita bisa mengontrol diri? Atau jangan-jangan bingung bagaimana cara mengontrolnya.
Namun sebelum membahas itu, ada yang penting juga yaitu mengapa banyak orang yang hidup tanpa arah?
1. Tidak Tahu Tujuan Hidup
Ah, saya jadi ingat tulisan kemarin mengenai review buku The Midnight Library. Tokoh utama, Nora Seed, melalui banyak penyesalan dalam hidupnya dan berujung bunuh diri. Hidupnya seolah tak berharga dan dia lupa bagaimana menjalani hidup. Lalu hidupnya pun menjadi sekedarnya saja. Tanpa perlu pencapaian apapun.
Buku ini sebenarnya adalah refleksi hidup dari sang penulis sendiri, Matt Heig. Lalu buku ini pun muncul karena dia merasa banyak orang seperti dirinya. Tak kenal diri sendiri dan hilang arah.
2. Lingkungan Pertemanan
Mau berteman dengan penjual minyak wangi yang bakal terciprat bau harumnya atau berteman dengan pandai besi dan kecipratan api? Teman adalah cerminan diri. Pilihlah mereka-mereka yang tak hanya menunjukkan kesenangan saja namun juga jalan kebaikan.
3. Distraksi Digital
Kehadiran teknologi dan media sosial yang terus-menerus menyajikan informasi membuat fokus dan konsentrasi mudah terpecah.
Lalu bagaimana agar hidup memiliki arah lagi?
1. Sadari Tujuan Diri
Kata Teh Karina, sebenarnya penciptaan manusia itu ada tujuannya lho.
وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Qur'an surat Adz-Dzariyat ayat 56 mengatakan bahwa tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk beribadah kepada-Ku.
Sebagai muslim, meyakini bahwa tujuan kita adalah Allah SWT itu sangat penting. Ini membuat manusia menyadari bahwa apapun yang dilakukan maka semuanya untuk Allah.
Menyadari penciptaan diri juga sebagai sarana kontrol utama. Kita akan terus merasa bahwa Tuhan lah yang punya kuasa sehingga hidup sesuai aturan-Nya.
2. Banyak Berdoa
Ada satu doa yang wajib kita lantunkan setiap hari yaitu,
Yaa muqollibal quluubi tsabbit qolbii 'ala diinik
Ini adalah doa keteguhan hati yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi. Bahwa doa ini adalah permohonan tulus kita akan hati yang mudah berbolak-balik.
Ini adalah doa keteguhan hati yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi. Bahwa doa ini adalah permohonan tulus kita akan hati yang mudah berbolak-balik.
3. Latih Ketajaman Hati
Sebenarnya Allah SWT sudah membekali kita dengan hidup di dunia ini yaitu berupa fitrah yang membuat hati kita memiliki antena. Misalnya jika mengerjakan kebaikan maka hati tenang namun jika sebaliknya akan muncul sinyal-sinya yang membuat hati gelisah.
Sinyal gelisah ini harusnya menjadi aware bagi diri bahwa hal-hal apa yang sudah kita lalui. Apakah terlalu lama berinteraksi dengan gadget? Melihat hal-hal yang tak pantas? Atau mendengar aib yang tak boleh didengar? Latihlah ketajaman hati dengan meminimalisir distraksi dari sumber manapun.
4. Beri Batasan Waktu
Ubah mindset bahwa media sosial adalah sarana silaturahim. Maka tetapkan tujuan sebelum membukanya dan beri batasan waktu.
Kata teh Karina, beliau biasanya memberi alarm 15 menit untuk melihat media sosial. Jika berbunyi maka langsung berhenti. Namun berbeda halnya jika seorang konten kreator. Boleh agak lama namun pastikan punya tujuan dan beri batas waktunya.
5. Sibuk Cari Ilmu
Salah satu cara agar waktu tidak menjadi sia-sia adalah menyibukkan diri. Kenali potensi diri dan asah kemampuan.
So, sobat yusri, hati-hati dengan ketiadaan tujuan dalam hidup sebab waktu pun akan terbuang sia-sia.
Posting Komentar
Posting Komentar