yusriahismail.com

Metode Pembelajaran Matematika Anak Usia Dini, Tepat dan Sesuai Usia

Posting Komentar
Halo sobat yusri, siapa yang suka kepincut postingan-postingan tentang belajar matematika menggunakan kurikulum singapura di sosial media? Belakangan lagi marak ya cerita atau sharing belajar anak usia dini dengan kurikulum dari negeri singa ini. Belajar matematika memang jadi asyik sih dengan metode ini.

Saya juga sempat tertarik dengan uniknya kurikulum singapura. Ini membuat metode pembelajaran matematika anak usia dini tampak lebih mudah. Dan anggapan bahwa pelajaran ini menakutkan perlahan memudar.

Dulu matematika jadi momok menyeramkan yang selalu menghantui masa kecil kami. Apalagi ditambah dengan guru galak bin horor. Jika salah menjawab, siap-siap mendapat sabetan penggaris panjang papan tulis.

Tapi itu masa lalu. Saat ini sudah banyak metode yang membuat pembelajaran berhitung tak lagi seperti hantu. Ditambah influencer-influencer seperti Jerome yang membuat matematika jadi tampak mudah dan menyenangkan.

Ya, matematika memang tak seharusnya ditakuti. Matematika juga bukan tentang perhitungan melulu. Matematika adalah konsep. Dan konsep inilah yang harus dipahami terlebih dahulu sehingga jika angkanya diubah tak jadi masalah. Untuk itulah dibutuhkan metode pembelajaran matematika anak usia dini yang cocok dan sesuai usia.

Anak Usia Dini dan Matematika


At an early age, children have natural love for mathemathics ~ Tagle.

Percaya atau tidak, anak-anak secara natural jatuh cinta pada matematika. Mungkin orangtua-orangtua bakalan menganga jika membaca pendapat Tagle ya.

Tapi, jika saya perhatikan, anak-anak usia dini memang mencintai matematika dengan caranya sendiri. Misalnya saat melihat kue didepan matanya maka ia secara natural akan menghitungnya. Atau dalam hal menuangkan air, maka anak akan belajar bagaimana caranya agar posisi teko bisa pas dengan mulut gelas. Atau bagaimana anak-anak belajar memasukkan mainan dalam kotak dan jika tidak muat akan mencari cara membuat kotak itu muat dengan mainan.

Hal-hal tersebut adalah kejadian natural yang seringkali tidak disadari oleh orangtua. Bisa jadi selama ini bahwa apa yang dilakukan oleh anak adalah sesuatu yang tidak berhubungan dengan matematika. Padahal anak sedang belajar tentang berhitung, bangun ruang dan lain sebagainya.

Maka perlu metode pembelajaran matematika anak usia dini yang tepat dan sesuai. Pembelajaran yang tepat ini akan membuat anak mencintai dan menyenangi matematika.

Beberapa ahli dan pakar mengatakan bahwa konsep bermain adalah metode yang tepat untuk anak usia dini. Metode bermain membuat anak bisa belajar banyak hal tanpa merasa terbebani.

Metode Pembelajaran Matematika Anak Usia Dini


Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh anak yang memberi kesenangan dan mengembangkan imajinasi anak. Kegiatan ini bisa dilakukan dengan atau tanpa menggunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi.

Biasanya anak pra sekolah memiliki karakter unik yaitu sangat aktif dan secara sosial sangat mudah berganti teman lalu mudah berselisih dan berbaikan lagi. Dan kegiatan bermain menjadi metode yang tepat sebab sudah sesuai dengan karakternya.

Namun kegiatan bermainnya memang tidak bisa dilakukan oleh sembarangan orang ya sobat yusri. Metode pembelajaran matematika anak usia dini dengan konsep bermain harus mempertimbangkan dua hal. Pertama yaitu konsep yang benar dan cara/proses yang benar.

Cara yang benar adalah dengan mengenalkan matematika sesuai dengan umurnya. Apabila caranya kurang tepat maka akan terjadi miskonsep dan bisa berlanjut pada tingkatan selanjutnya. Kemudian penyajian matematika yang tidak sesuai umur juga dapat membuat lelah, jenuh dan berujung phobia pada matematika. Kayaknya sih mulai dari sini ya momok matematika ini muncul.

Berawal dari konsep dan cara penyajian yang tidak sesuai umur lalu berlanjut di tahap berikutnya. Ibaratnya belum khatam dan fasih di iqra 1 tapi sudah lanjut ke iqra 2. Akibatnya ya ngos-ngosan.

Nah, kurikulum singapura menjawab semua keresahan ibu-ibu muda yang memiliki anak usia muda. Konsep kurikulum negeri singa ini emang dibuat bertahap sesuai dengan usia anak. Bahkan contoh-contohnya diawali dengan hal mudah seperti menghitung benda, mengenal konsep lebih banyak dan sedikit hingga penjumlahan yang memperlihatkan bendanya. Pantas saja banyak yang kepincut dengan metode ini.

Saya sendiri sudah lama menggunakan metode ini tanpa mengetahui bahwa kurikulumnya berasal dari negara tetangga. Kami biasanya belajar melalui website IXL. Situs ini menampilkan soal-soal matematika yang sesuai umur. Mulai dari pra sekolah hingga grade 10.

Sayangnya situsnya tidak gratis jika ingin memanfaatkan keseluruhan isinya. Namun biasanya ada saja orangtua yang mau patungan untuk membayar keanggotaan. Kalau tidak salah per tahun sekitar 200 dollar. Ada juga situs lainnya yang saya bahas di website untuk homeschooling.

Untuk memudahkan pengajaran, kami juga mengoleksi mathematics cube blocks yang berisi 100 block dengan berbeda warna. Warna-warna ini memudahkan anak untuk mengamati penjumlahan atau pengurangan kotak. Juga ada panduan untuk bermain.

Selain website dan mathemathics cube blocks, sobat yusri juga bisa menggunakan barang-barang yang ada di rumah. Misalnya memakai botol dan tutupnya, bantal dan sarungnya, sepatu, sendok, garpu dan banyak lagi yang bisa dimanfaatkan. Lengkapnya bisa baca di contoh permainan matematika anak usia dini ya.

Penutup


Mathematics presents in all of life.

Saya jadi ingat debat kecil antara saya dan suami. Beliau yang anak matematika sering mengatakan bahwa matematika adalah mother science. Ibunya ilmu. Saat itu saya membantah. Namun kini saya merasakan bahwa matematika ada di semua kehidupan manusia.

Matematika sangat dibutuhkan dalam pengembangan ilmu praktis atau pengembangan ilmu pada berbagai bidang ilmu dan kehidupan. Sehingga anak usia dini memang perlu untuk diajarkan matematika. Tentu sesuai dengan level berpikirnya. Dan konsep bermain adalah metode pembelajaran matematika anak usia dini yang tepat.
Yusriah Ismail
A Lifestyle Blogger, Read Aloud Certified and Parenthing Enthusiast

Related Posts

Posting Komentar