yusriahismail.com

Menikmati Pantai Berpasir Putih Di Kawasan Tanjung Bira Bulukumba

9 komentar
Akhir tahun lalu tiba-tiba pak suami bertanya,” bisa ikut ke Bulukumba gak?”. Dan, saya langsung mengiyakan tanpa berpikir panjang. Sesaat kemudian timbul pertanyaan, eh nanti anak-anak bagaimana. Wkwkwk. Tentu saja kami khawatir, ini perjalanan jauh pertama mereka.

Debur ombak. Aroma asin. Angin yang menampar. Kerang yang menyembul. Kepiting kecil yang berlari kesana kemari. Juga pantai berpasir putih lembut yang hangat. Itu semua adalah magnet yang menarik saya “nekat” kesana.

Ya, perjalanan ini termasuk kategori nekat sebab tak ada rencana sebelumnya. Persiapan pun sangat singkat padahal akan mengikutkan dua balita yang bisa saja rewel sepanjang perjalanan. Alhamdulillah, pernah bermukim di Surabaya mengajarkan saya bagaimana caranya jadi bonek. Bondo nekat. Sing penting tekad kuat. Hahaha.

Untungnya kami berangkat rombongan dan ada anak kecil lainnya sehingga kekhawatiran saya sedikit reda. Ya minimal anak-anak punya teman main. Oke, mari kita ukir sejarah baru di akhir tahun 2022.
tanjung bira bulukumba

Tanjung Bira Bulukumba, Surganya Pantai Eksotis


Siapa yang tak kenal kawasan ini? Agaknya, belum dikatakan pernah ke Sulawesi Selatan jika belum mencicipi Tanjung Bira Bulukumba. Sayangnya, saya sebagai anak yang masa kecilnya dihabiskan di satu provinsi yang sama dengan kawasan Tanjung Bira saja belum pernah menginjakkan kaki kesana.

Lokasi Tanjung Bira memang berjarak kira-kira 360 kilometer atau 8-9 jam perjalanan darat dari tempat kami. Tepatnya di Kecamatan Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba. Sedangkan dari ibukota Sulawesi Selatan berjarak kurang lebih 200 km. Letaknya memang di ujung selatan pulau berbentuk K.

Pantai Bira sering dikunjungi banyak orang. Pendatang domestik maupun asing. Tak ada yang menyangsikan keindahan alamnya yang memesona. Dan, saya baru tahu kalau Bira adalah kawasan dengan pantai-pantai eksotik nan mempesona. Setiap pantai itu memiliki nama. Pantai Bira, Bara, Panrang Luhu, Apparalang dan banyak lagi lainnya.

Pantai Panrang Luhu yang kami pilih sebagai tempat berwisata juga tak kalah indah. Vibesnya mirip pantai Bira yang selama ini lebih dikenal orang namun pengunjung masih terbatas. Cocok untuk berlibur bersama keluarga yang ingin menikmati alam dan sepi.

Panrang Luhu, Lautan Indah Yang Bersejarah


Kami tiba di pantai Panrang Luhu saat bulan sudah muncul. Saya pun sudah tak sempat eksplor kawasan tersebut sebab bantal dan kasur lebih kuat memanggil-manggil.

Namun, sampai di penginapan malah anak-anak yang melek. Wadow, alamat emaknya kudu begadang lagi ini. Alhamdulillah, ternyata anak-anak hanya excited dengan suasana yang berbeda dari rumahnya. Wkwkw. Maaf ya nak, jarang dibawa jalan-jalan.

Keeksotisan Panrang Luhu terungkap saat matahari mulai bersinar malu-malu. Deburan ombak yang lembut, jejeran pohon kelapa, perahu-perahu yang tertambat serta langit yang terhampar membuat saya berdecak kagum. Sungguh indah ciptaan Tuhan.

Pantai Panrang Luhu yang hanya berjarak sekitar 1 km dari Pantai Bira ini sejatinya memiliki mitos yang agak membuat bulu kudu merinding. Panrang Luhu sendiri artinya kuburan orang-orang Luwu.

Konon, kawasan ini dulunya adalah tempat singgah bagi pedagang-pedagang dari luar kota, termasuk orang Luwu. Seorang mantan Ratu yang memiliki dendam kesumat pada orang Luwu akhirnya menjadikan kawasan ini sebagai tempat peristirahatan terakhir orang Luwu yang berani menginjakkan kaki disini. Jadilah tempat ini dipenuhi makam orang-orang Luwu.

Pantai Berpasir Putih Panrang Luhu Bikin Lupa Pulang

lokasi tanjung bira
Anyway, meski memiliki kisah yang bikin cringe (kalau kata anak muda jaman sekarang), pantai berpasir putih Panrang Luhu sungguh memesona. Apalagi gradasi air lautnya. Mulai dari tak berwarna, lalu hijau kebiruan, biru, dan makin ke tengah laut akan menjadi sangat biru. Sayang sekali, pemandangan indah ini tak tertangkap kamera handphone saya.

Harap maklum ya sobat yusri, punya dua anak balita yang lagi aktif-aktifnya membuat saya sering lupa bawa kamera HP. Hehehe.

Anak-anak saya bebaskan bermain di pasir putih. Sekalian asah sensorik mereka juga. Sayangnya fase oral adik masih belum selesai sehingga suka makan pasir. Diangkat, diletakkan eh dimakan lagi. Dek..dek..Bebas ya nak.

Pasirnya itu lembut, warnanya putih dan halus sekali. Anak-anak sibuk menggali. Entah bikin istana pasir atau kolam buatan. Saking lembut pasirnya, setiap bangun istana, tak lama rubuh lagi karena dihantam ombak.

Ombak Pagi Yang Damai


Kawasan tanjung Bira termasuk kawasan dengan deburan ombak yang tenang dan aman. Tak perlu khawatir jika berlibur bersama keluarga dan membawa balita. Kedamaian ini memberanikan suami mengajak kakak untuk bermain lompat ombak. Jadi, setiap ada ombak yang datang, Kakak dan Abi akan loncat. Seru sekali. Mereka sampai berteriak kegirangan.

Melihat kehangatan tersebut membuat saya tenang. Inilah bonding terbaik bagi bapak dan anak. Kerja dan aktivitas lainnya memang menjadikan suami jarang di rumah. Otomatis kondisi tersebut membuat anak-anak menjadi sangat tergantung dengan ibunya. Jalan-jalan seperti ini membuat hubungan itu menghangat lagi.

Tempat Menikmati Sunrise Terbaik

pantai bira bulukumba
Siapa yang selalu mleyot setiap melihat matahari yang menyembul di seberang lautan? Sinarnya bahkan memanjang di sepanjang lautan. Air laut kelihatan berkilau. Cantik sekali.

Banyak yang bilang jika Pantai Panrang Luhu adalah salah satu tempat terbaik untuk menikmati matahari terbit. Dan, saya setuju sekali dengan pernyataan itu. Lihatlah, pemandangan cantik dihadapan kini betul-betul menghipnotis saya.

Duduk berdua kekasih halal sambil menikmati matahari terbit pasti romantis banget tuh. Untuk foto-foto juga pas banget tuh. Foto yang penuh cahaya maupun siluet. Angel darimanapun pasti tampak mempesona.

Wahana Wisata Yang Kudu Dicoba

pantai panrang luhu
Pengunjung yang ingin merasakan adrenalinnya meningkat kayaknya kudu coba banana atau donat boat. Tapi, kalau sudah terbiasa dengan olahraga ekstrim, kedua wahana ini sih tergolong biasa saja.

Namun, saya yang pertama kali mencobanya merasakan keseruan yang luar biasa. Donat boat yang saya naiki ditarik oleh perahu lalu saat ditengah lautan tiba-tiba dihentakkan kesana kemari. Pegangan langsung menguat dan otomatis teriak setiap kali donat boat bergerak kencang. Aktivitas yang cukup ekstrim untuk saya sebagai ibu-ibu yang jarang keluar rumah. Wkwk. By the way, tenang saja karena tersedia pelampung untuk tiap peserta yang ikut.

Setiap jenis boat dikenai harga 20.000 per-orang dan per-boat bisa diisi hingga 5 orang. Saban pagi, petugas akan menjajarkan boatnya di pinggir pantai lalu menawari pengunjung.

Gazebo Sepanjang Pantai

Jangan khawatir untuk pengunjung yang datang kesini namun tidak menginap. Tersedia gazebo-gazebo yang berjejer sepanjang pantai. Gazebo yang merupakan milik penduduk di Tanjung Bira Bulukumba itu disewakan seharga 50-100 ribu.

Ini menjadi keuntungan masyarakat yang tinggal dekat dengan tempat wisata. Roda ekonominya bergerak sekaligus menjaga kelestarian alamnya.

Phinisi, Kekuatan Nenek Moyang Dari Celebes

Wisata tanjung bira

Nenek moyangku seorang pelaut
Gemar mengarung luas samudra
Menerjang ombak, tiada takut
Menempuh badai, sudah biasa

Lagu yang terdengar familiar bukan? Bulukumba memiliki julukan Bumi Panrita Lopi membuat kawasan ini dijadikan sebagai tempat pengrajin dan pembuatan kapal Phinisi.

Beruntung tak jauh dari penginapan Pantai Panrang Hulu, tempat kami menghabiskan waktu, ada lokasi pembuatan kapal bersejarah tersebut.

Kayu-kayu yang dipilih adalah yang terbaik supaya kuat sayang mengarungi lautan. Tak heran, nenek moyang kita memang kuat dan bermental baja. Ombak keras dan asinnya laut adalah santapan mereka setiap hari.

Gimana, jadi pengen menghabiskan liburan di kawasan Tanjung Bira Bulukumba kan?





Yusriah Ismail
A Lifestyle Blogger, Read Aloud Certified and Parenthing Enthusiast

Related Posts

9 komentar

  1. Pengeeen, Kaaaaak. Apalagi lihat foto-fotonya yang keren itu. Pasti seru banget ya bisa main air sekeluarga gitu.

    BalasHapus
  2. MasyaAllah indah banget mbaa rasanya terakhir ke pantai tahun 2019 akuu hahaha selama pandemi sampai sekarang pada akhirnyyaa ngga kemana2, padahal ke pantai tuh jadi healing bangett

    BalasHapus
  3. Duh, bagus dan bersih ya Mbak Pantai Panrang Luhu ini. Kebayang serunya anak-anak eksplorasi di sini. Main bersama ombak dan pasir sampai puas. Mudah-mudahan nanti ada kesempatan kami sekeluarga berkunjung ke pantai-pantai cantik di Sulawesi ini.

    BalasHapus
  4. Seru nih ngajak bocah ke sini. Duuh jadi pingin liburan deh mbaak.

    BalasHapus
  5. Ternyata Tanjung Bira Bulukumba ini aman untuk bermain dan bereksplorasi. Bisa family time berlama-lama menikmati suasana pinggir pantai yang indah. Melihat keindahan sunset diiringi angin pantai yang selalu dirindukan.

    BalasHapus
  6. Masyaa Allah kami pernah kesini juga Mbak. Pantainya indah, putih, bersih. Disini ada home stay syariahnya juga jadi kita nginap bisa tenang.

    BalasHapus
  7. Salam mbak, aku dari sulsel jg, pernah ke bira beberapa kali dan pantai sekitarnya tp belum pernah ke panrang luhu, katanya di sana emang banyak makam sih ternyata ada sejarah.y gitu ya

    BalasHapus
  8. Seru banget baca tulisannya Mbak Yusriah seperti dibawa terbang dan menikmati langsung keindahan Pantai Paranghulu dan jalan-jalan ke pembuatan kapal pinishi. Jadi healing online, hehe. Btw, baru tahu kalau sebutan Sulawesi itu Celebes, mbak.

    BalasHapus
  9. seru banget jalan-jalan ke pantai ya. aku sendiri sejak kecil tinggal di paiton, itu deket banget sama pantai dan sering kesana. memang menyenangkan sekali kalau main ke pantai apalagi kalau air lautnya tenang bisa mandi kecipak kecipuk

    BalasHapus

Posting Komentar