yusriahismail.com

Saat Ibu Rumah Tangga Jadi Blogger, Apa Kata Dunia?

Saat Ibu rumah tangga jadi blogger, apa kata dunia? Mungkin sobat yusri ada yang bertanya-tanya dan keheranan. Tahu sendiri ya kerjaan ibu rumah tangga itu tidak sedikit, kerjanya 24 jam dan gak kenal cuti. Emang kurang sibuk bu? Hihi.

Tapi, berada di kondisi yang sekarang ini dengan dua anak yang bertumbuh di sisi kami, rasanya sayang jika tidak diabadikan. Bukan hanya lewat foto tapi melalui bait-bait kata dan rasa.

jadi blogger
Tentang bagaimana mereka lahir kedunia. Tentang pertama kali mereka tersenyum dan membuat dunia semakin indah. Saat gigi mereka tumbuh seperti kelinci. Tentang jatuh bangunnya belajar jalan. Tentang emosi mereka yang masih tertatih kumengerti.

Suatu saat nanti, ketika keriput semakin banyak dan pikiran perlahan pudar lalu anak-anak semakin jauh, kisah ini akan menjadi pengobat hati. Semoga.

Perjalanan Ngeblog Dimulai Dari Cita-cita Menjadi Penulis


Dulu, menulis saya anggap kerjaan sampingan saja. Gampil. Bisa dikerjakan sewaktu-waktu. Mungkin disela-sela makan atau saat istirahat menunggu shalat.

Cita-cita menjadi penulis hadir saat masih berseragam putih abu-abu. Seorang teman hobi membuat cerita. Ia suka membuat novel yang tebalnya ampun-ampunan. Nulisnya bisa di kertas atau komputer di rumahnya. Cita-citanya satu, ia ingin namanya terpajang dideretan author best seller Gramedia.

Karena hobinya itu, ia kerap bercerita. Tentang alur cerita, tokoh-tokoh yang ada dinovelnya yang kebanyakan itu juga tentang kami, tentang bukunya yang sudah masuk penerbit.

Jaman segitu masuk penerbit itu butuh mental yang cukup kuat. Profesi menulis masih jarang dan belum banyak penerbit indie seperti sekarang.

Kesungguhannya yang luar biasa mampu mempengaruhi saya membeli komputer bekas punya mamang (adik mama). Harga komputer saat itu masih terbilang mahal, meski layarnya masih berbentuk tabung. Saya bahkan sampai membuat cerita pendek buatan tangan di sebuah notes kecil. Cerita yang dipengaruhi oleh teenlit islami favorit saya dan sekarang entah dimana.

Tak sampai disitu, menjelang kelulusan, cita-cita saya berbelok ingin menjadi jurnalis. Keinginan sesaat yang langsung ditentang oleh keluarga.

Jadi jurnalis? Yang benar saja? Emang mudah? Emang bisa berpenghasilan banyak?

Jadi Ibu Rumah Tangga Dan Kecebur Ngeblog


Long short story, keinginan yang terpendam itu muncul lagi saat pandemi. Diam dirumah sampai mati gaya ternyata membangkitkan lagi cita-cita lama.

Kebetulan buku antologi pertama saya sudah rampung dan ini jadi titik balik saya nyemplung lagi di dunia tulis menulis.

Saat Murid Siap, Guru pun datang


Seolah langit dan bumi mendukung, berbagai webinar gratis tentang ngeblog muncul di sosial media. Tanpa berpikir panjang, saya ikut saja meski belum ngerti banget. Pusing-pusing dah tapi ada kebahagiaan baru karena ada emosi yang ikut tersalurkan. Dan, biasanya sesuatu yang baru itu memang terlihat menantang. Nanti, tantangan berikutnya ada pada konsistensi? Hehehe, bukan begitu sobat yusri?

Ngeblog Ternyata Tak Sekedar Nulis


By the way, kalau soby menganggap bahwa ngeblog itu sekedar nulis, tentu tidak. Jika lihat tulisan yang secara tampilan alay langsung skip tidak? Atau tulisan-tulisan yang isinya curhat mulu tanpa memberi manfaat? Perasaan soby bagaimana?

Disinilah dibutuhkan skill lain yang membuat blog menarik tidak hanya dari segi tulisan tapi juga kenyamanan mata. Bagaimana menempatkan foto, banner, komen dan lain-lain agar penatannya apik.

Selain itu, foto-foto juga harus mendukung apalagi foto yang memberikan manfaat. Maka blogger juga bergerak sebagai fotografer. Blogger juga harus mampu menampilkan info penting yang dipadatkan dalam infografis.

Blogger juga kudu bisa utak atik blognya agar enak dipandang. Mungkin saat ini sudah banyak jasa yang membantu blogger agar tak pusing dengan kode-kode html, apalagi jika tak punya background design macam saya. Tapi, jika penghasilan dari ngeblog aja masih minimalis, masa iya mau nyewa jasa orang lain terus-terusan?

Bermanfaat itu Butuh Traffic


Salah satu nasihat dari mentor blogger saya adalah jika ingin kebaikan tulisan kita menyebar maka menulislah dengan cara orang suka. Semua itu ada tekniknya. Mulai dari menyiapkan tulisan kren itu sendiri, riset keyword, hingga mengutak-atik blog hingga tulisan kita nangkring di page one.

Skill-skil ini harus diasah. Tak sekedar nulis tapi juga bisa shoot foto yang kece, design nyaman, hingga mengurusi error dari blog kita. Berat juga ternyata yaa. Haha.

Ngbelog Mulai Serius, Cuan Pun Datang


Sekitar satu tahun mulai menyeriusi blog, alhamdulillah dapat tawaran untuk endorse suatu barang. Sayangnya, saya masih terbilang blogger lugu dan tak ada bargaining. Meski, job cukup lancar saat itu namun kini saya memiliki pandangan bagaimana sebaiknya menerima sebuah tawaran pekerjaan agar sama-sama bahagia.

Bulan-bulan selanjutnya beberapa endorse dan content placement ikut meramaikan isi blog. Lumayan untuk nabung beli domain di tahun depan.


Reaksi Teman-teman Saat Tahu Saya Seorang Blogger


Keuntungan-keuntungan menjadi seorang blogger pun kadang saya bagikan di sosial media. Entah lewat timeline atau cerita. Banyak reaksi yang saya dapatkan ketika teman-teman tahu saya seorang blogger.


1. Yakin?


Jujur aja, pertanyaan seperti sempat membuat gelisah tapi bangkit lagi. Wah, seenaknya aja ya ngeremehin ibu rumah tangga. Belum tahu dia ketika emak mulai beraksi. Saya anggap pertanyaan ini sebagai pelecut untuk semangat berkarya.

2. Ajarin Donk


Ketika saya posting dapat job atau transferan hasil ngeblog saya pamerkan teman-teman akan langsung nodong minta diajar bagaimana caranya menjadi seorang blogger. Alhamdulillah, artinya teman-teman tidak meremehkan profesi yang masih dianggap sebelah mata ini.

3. Wah, keren bisa nulis


Profesi menulis memang masih jadi prose yang menantang untuk sebagian orang, termasuk saya pribadi. Ini pekerjaan yang berat, begitu pikir mereka. Dan memang iya sih. Hehe.

Biasanya ibu-ibu sering minta diajarkan nulis sebagai sarana healing. Wadah untuk menyalurkan ribuan kata yang terpendam. Apalagi sesama ibu tentu mengerti jika pekerjaan domestik seolah tak ada habisnya.

Gimana cara bagi waktunya? Pertanyaan yang berikutnya diajukan.

Tips Menjadi Blogger Di Tengah Kesibukan Menggunung


Mau blog kita selalu mendapatkan traffic yang baik? Ingin blog kita selalu dilirik advertiser atau management? Tak lain kuncinya hanya ada 2, yaitu

1. Disiplin. Menetapkan tenggat dan melatih diri untuk mematuhinya. Karena time keepernya adalah kita sendiri maka berikan punish atau award atau apapun itu agar ditengah jalan tidak kendor.

2. Konsistensi. Hal yang cukup mudah diucapkan namun berat dijalankan. Konsisten pada hal yang sama dan dilakukan berulang-ulang. Tentu saja ditengah jalan, diri akan menolak dan berusaha menghhindar. Oke, boleh bernafas sejenak tentu saja. Namun jangan jauh, segera cari cara untuk kembali dan teguhkan kembali niat awal.

Nah, jadi gimana, ibu rumah tangga emang bisa jadi blogger? Jawabannya, tentu bisa. Namun, konsisten negblog? Kalau ini kembali kepada komitmen masing-masing. Ciao.
Yusriah Ismail
A Lifestyle Blogger, Read Aloud Certified and Parenthing Enthusiast

Related Posts

Posting Komentar