yusriahismail.com

Rahasia Mewujudkan Impian Ibu dari Rumah

Seberapa banyak dari kita yang memiliki cita-cita lalu entah karena suatu hal, maka ia pun kandas ditengah jalan. Seberapa banyak dari kita yang tertatih meniti langkah cita namun waktu belum jua berpihak. Pun ketika status baru (menjadi ibu) telah tersemat , mewujudkan impian rasanya kian jauh saja.

"Rahman yaa Rahman
Saadni yaa Rahman
Imla Qolbi Quran
Wahyi hayati Quran"

Alunan suara dari Syaikh Misyari menggiring kaki kecil itu menaiki panggung (yang sebenarnya bukan panggung karena letaknya sejajar tapi seolah-olah dibuat panggung). Tubuh-tubuh kecil itu berjajar rapi. Perempuan disisi kanan dan laki-laki agak kekiri sedikit. Masing-masing memegang mahkota.

"Sekarang silakan orangtua berdiri didepan ananda," kata MC nya saat itu.

Orangtua bergegas berdiri didepan anaknya sambil tersenyum lebar.

"Tunggu aba-aba dan pasangkan mahkotanya ke ibu atau bapak ya nak," tegas MC.

Alunan berganti.

Suara syeikh Misyary yang lembut beradu dengan sesenggukan orangtua yang sedang memeluk anaknya. Mungkin membayangkan kelak di akhirat seperti inilah suasananya.

Anak-anak yang menghafal Al-Qur'an akan memberi mahkota dan jubah pada orangtuanya.

Sungguh indah. Saya pun ikut tersedu sembari menata suara musik agar volumenya tepat.

**
Siapa yang tak ingin memiliki anak penghafal Qur'an? Sholih, berakhlaqul karimah, bermanfaat serta menghafal Al-Qur'an. MasyaAllah, semoga Allah meluluskan doa kita.

Namun, yang lebih terpenting lagi adalah bukan sekedar menghafal tapi bagaimana anak akrab dengan Al-Qur'an. Bagaimana Al-Qur'an betul-betul dijadikan pedoman hidup bukan hanya sekedar dibaca.

Banyak hal yang dapat membuat anak erat dan hafal Al-Quran. Misalnya saja memasukkan mereka ke sekolah atau lembaga yang basis quraninya kuat. Namun sebaik-baiknya sekolah mengajarkan Al-Qur'an, rumah adalah rujukan pertama anak dalam meniru suatu hal.

Rumah adalah sarana pertama dimana anak bertumbuh dan belajar. Dan ibu adalah madrasah pertama dalam mendidik anak. Namun di era ini, tantangan mendidik anak begitu luar biasa. Oleh karenanya, bekal ibu pun tak main-main. Salah satu bekal terbaik itu adalah Al-Quran.

**

Sewaktu masih kuliah, rasanya dekat sekali dengan teman-teman penghafal Al-Quran. Bukan hanya itu, waktu yang tersedia untuk Al-Quran pun rasanya banyak sekali, sehingga semangat yang mudah layu, mudah kembali terpecut.

Tapi, Allah SWT menakdirkan kami menjauh dari itu semua dari segi tempat, guru serta teman. Amanah baru menjadi ibu pun sempat membuat semangat terjerembab. Bahkan mewujudkan impian menjadi seorang penghafal Al-Quran kembali menjadi angan-angan saja.

Pandemi Membawa Hikmah

Pandemi Covid-19 pun hadir tanpa permisi. Takut keluar rumah. Takut bertemu orang banyak. Bahkan menahan diri bertemu orangtua dan mertua beberapa saat. Momen-momen spesial juga terlewat begitu saja.

Namun, kelas-kelas online di saat pandemi bermunculan. Termasuk kelas online menghafal Al-Qur'an. Alhamdulillah. Impian untuk kembali menghafal Al-Qur'an kini terbuka lebar. Kondisi anak yang masih kecil dan transportasi yang kurang didaerah kami, kini bukan jadi halangan.

Meski tantangan menghafal Al-Qur'an sambil mengasuh tetap ada. Perlu waktu tersendiri untuk menemukan rahasia agar impian tetap tercapai. Nah, gimana sih rahasianya? Impian ibu tercapai namun tetap dirumah aja. Yuk intip dikit lagi 😄

1. Meminta Pertolongan Sang Kuasa

Sungguh, manusia tak kuasa atas suatu hal. Bahkan tentang dirinya sendiri. Cara terbaik sebelum melakukan sesuatu adalah meminta ijin dan pertolongan dari Sang Kuasa. Ketika mewujudkan impian rasanya kian jauh maka berdoalah. Dan Allah akan menjawabnya dengan berbagai cara.

2. Prioritaskan Waktu Demi Impianmu
Niat dan keinginan saja tak akan pernah cukup. Impian memang harus dicapai dengan mengorbankan waktu untuk meraihnya. Maka, jangan mencapainya dengan waktu sisa, tapi luangkan waktu untuk impian tersebut. Saya sendiri memprioritaskan waktu menghafal Al-Qur'an di pagi hari sebelum melakukan kegiatan lainnya. Dan jika waktu pagi terlewat, maka sepanjang hari rasanya ada yang menggantung.

3. Cari Guru yang Ahli di Bidangnya

Salah satu cara menjaga semangat adalah memiliki guru untuk belajar langsung. Baiknya memang berguru secara offline tapi online pun jadi alternatif. Pilihannya menggunakan fasilitas yang tersedia daripada tidak sama sekali.

4. Niatkan Ilmu Menjadi Manfaat

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk sekitarnya. Ilmu juga tak akan pernah habis bila dibagi. Semakin disebar, maka semakin kuat ia menancap pada diri sendiri.

5. Jangan Mudah Menyerah
Ada kalanya godaan berhenti menggelitik di tengah perjalanan. Berbagai pikiran negatif muncul lalu menyelip diantara keyakinan dan ego.

"Yaah, gini doang mah yang lain juga bisa".
" Ish, kok gini aja sih hasilnya? Udah gak usah lanjutin".

Padahal... bisa jadi setapak lagi, sukses sudah mengendap-endap di belakang. Diam-diam ingin memberi kejutan namun karena keyakinan yang kurang kuat sehingga kita memunggunginya. Dan akhirnya seperti kata pikiran kita yang negatif, "hasilnya emang gini aja".

**
Menjadi ibu dan memiliki impian? Menjadi ibu saja sudah begitu sibuk dan memiliki impian sendiri maka kesibukannya jadi dua kali lipat. Apa bisa?

Tanyakanlah pada hatimu wahai ibu.










.
Yusriah Ismail
A Lifestyle Blogger, Read Aloud Certified and Parenthing Enthusiast

Related Posts

There is no other posts in this category.

Posting Komentar