yusriahismail.com

Dibalik Rasa Insecure Ibu

Beberapa waktu lalu, seorang sahabat mengatakan kalau dirinya merasa gagal jadi ibu. Sejenak saya menahan napas demi melihat barisan pesan teks berikutnya.
Kadang gw ngerasa iri sama lo yus, bisa main sama anak seharian
Mungkin rasa insecure-nya sedang tinggi. Dia seorang ibu bekerja dan waktu untuk anaknya hanya ada di malam hari. Sementara saya seorang full time dirumah nyambi jualan online, nyambi nulis dan sesekali ngajar di kampus. Wkwkwkw sambilannya banyak banget. Tapi, waktu di rumah pasti lebih banyak.

Sawang sinawang, jawabku. Saya pun kadang iri dengan aktivitasnya yang bejibun tapi masih bisa mengurus keluarga dengan baik. Masih menemani anak belajar, masih memasak makanan kesukaan keluarga dan jualan pula.

Kenapa Ibu Merasa Insecure?

Dunia ibu baik ibu bekerja, ibu yang suka nyambi atau full time dirumah memang tak terlepas dari rasa insecure. Apalagi di negara kita yang sistem patrialisnya cukup kuat sehingga seakan-akan semua kewajiban mengurus rumah tangga adalah tugas ibu.

Selain itu tekanan dari masyarakat juga membuat ibu merasa insecure. Seolah ada kritik dan tuntutan bahwa menjadi ibu harus perfeksionis. Harus bisa memasak enak, Anak-anak harus diurus dengan baik, suami dilayani dengan sebaik-baiknya hingga rumah selalu dalam keadaan rapi.

Perubahan hormon juga menjadi satu penyebab ibu memiliki rasa insecure. Perempuan memiliki fase menstruasi, hamil dan melahirkan. Fase-fase inilah yang membuat hormon perempuan mengalami gejolak sehingga di waktu tertentu rasa insecurity tersebut muncul.

Rasa insecurity yang muncul kadang membuat ibu tidak percaya diri dengan perubahan bentuk fisiknya. Kadang berupa rasa kegagalan dalam mengasuh anak. Atau membandingkan dirinya dengan ibu lain.

Cara Mengatasi Rasa Insecure

Perempuan memang lebih dominan menggunakan perasaannya. Hal ini wajar sebab struktur otak perempuan yang berbeda dengan laki-laki. Volume insula anterior perempuan lebih kecil dibanding laki-laki. Insula anterior adalah daerah otak yang berhubungan erat dengan pengenalan emosi dan empati.

Lebih kecilnya insula anterior menyebabkan perempuan lebih sensitif terhadap emosi. Akibatnya, disenggol dikit ibu bisa menangis atau sakit hati. Rasa insecure yang berkepanjangan bisa menyebabkan depresi atau kesehatan mental terganggu. Nah, kalau sudah sampai tahap depresi dan membuat keseimbangan hidup terganggu, sangat perlu datang ke ahlinya. Maka, seorang ibu perlu mengatasi rasa insecure ini dengan mencari celah bahagia.

insecure-ibu
1. Menerima kekurangan diri dengan lapang

Salah seorang pembicara mengenai bagaimana mencari kebahagiaan ibu rumah tangga mengatakan bahwa ibu perlu menerima kekurangan dirinya.

Misalnya, Oke, saya memang adalah ibu yang galak. Saya belum bisa mengontrol emosi.

Hal ini akan membuat ibu lapang menerima dirinya sendiri sehingga tidak perlu mencari pembenaran diri dan membuat alasan yang dibuat-buat.

2. Bersyukur

Jadikan diri yang apa adanya itu sebagai ajang untuk bersyukur. Kekurangan ataupun kelebihan pasti ada di tiap diri manusia. Justru, kekurangan diri menjadi moment untuk terus belajar. Bersyukur bahwa adanya kekurangan membuat kita tak jumawa. Dan jadikan kekurangan sebagai lecutan perbaikan diri.

3. Membahagiakan Diri Dengan Kesibukan yang Bermanfaat

Selalu ada peluang kebaikan yang bisa kita raih. Menulis adalah salah satu jalan ninja bagi saya untuk menyebarkan kebaikan dan ilmu. Meski masih sedikit dan mungkin dampaknya lebih pada diri pribadi. Hehe. Menulis juga saya jadikan sebagai sarana untuk merelease energi negatif.

"Makasih mbak, sangat bermanfaat"
"Makasih mbak, membaca tulisannya bikin semangat"

Komentar pembaca yang seperti itu membuat saya ikut semangat untuk terus menulis.

4. Jadikan Sabar dan Sholat Sebagai Penolong

Alhamdulillah, bagian ini Allah sendiri yang menjamin ketenangan hidup. Jadi ketika galau sedikit, ambil bantuan dengan pertolongan Allah ini. Bersabar dengan skenario hidup yang sudah tertulis. Lalu, tambahkan dengan sholat lalu sebutkan hajat dan curhat sebanyak-banyaknya pada Sangat Kuasa. MasyaAllah, dijamin ringan kalau sudah begini.
***

Tapi, dijaman sekarang, siapa sih yang tidak mengalami insecure? Jaman dimana media sosial bisa jadi ajang pencitraan (artinya tidak semua ya hihi). Jaman dimana keburukan bisa dipoles sedemikian rupa hingga yang terlihat hanya kebaikan. Sekarang tergantung bagaimana ibu mengelola rasa insecure ini agar tidak terus menerus dan membuat rendah diri. Semangat ibu!!!


Yusriah Ismail
A Lifestyle Blogger, Read Aloud Certified and Parenthing Enthusiast

Related Posts

21 komentar

  1. Suka banget sama tulisannya mbak Yusriah ini, semacam penawar buat segala kondisi ibu saat ini. Perasaan Insecure ga akan pernah ada jika kita mau bersyukur.

    BalasHapus
    Balasan
    1. kudu selalu ingat syukur ya mbaa..semoga Allah mudahkan

      Hapus
  2. Masalahnya banyak yang merasa kurang atau insecure, pas dikasih tahu malah membela diri dan berargumen yang intinya ga mau ditunjukin. Hehe

    BalasHapus
  3. Saya aja yg anaknya enem ini sering merasa insecure. Apalagi melihat perkembangan parenting zaman sekarang. Mengingat beberapa anak saya udah abege. Perasaan dulu saya terlalu santai mendidik anak. Hahaha.

    BalasHapus
  4. Saya pernah mengalami hal seperti ini, tapi akhirnya saya sadar, gak semua orang diberi kemampuan hebat oleh Allah untuk menangani setiap masalahnya,
    Dan saya pun banyak mengambil pelajaran di setiap kejadian orang-orang sekitar saya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. masyaAllah bener mba..kudu banyak-banyak ambil pelajaran

      Hapus
  5. Masalah klasih ibu-ibu. Yang penting mah bersyukur. Itu aja sih

    BalasHapus
  6. Kalo ngerasa insecure gak asik banget deh, mungkin hormonnya emang lagi gk stabil ya, apalagi kalo lagi hamil. Tapi ada Allah yang jadi tempat pegangan, cuma Allah yang bisa bikin kita ibu-ibu jadi tenang

    BalasHapus
  7. Iya, harus diakui
    Kadang aku juga suka insecure sama ibu lain
    Hehe, harusnya nggak boleh gitu ya

    BalasHapus
  8. dari kecil, karena kita terbiasa dikondisikan untuk berkompetisi. membandingkan yang ranking 1 2 3 4 . aku sendiri menyadari hal ini. ketika dikondisikan keadaan untuk menjadi ibu bekerja karena memang kondisinya sebagai tulang punggung keluarga. lalu membandingkan diri dengan ibu lain yang tidak bekerja terasa bisa lebih baik dalam soal mengasuh anak. padahal sejatinya dalam ranah kegiatan apapaun, seorang ibu tetaplah ibu, tidak ada yg berubah tidak ada yg lebih baik satu sama lain

    BalasHapus
  9. Insecure bisa dialami siapa saja , mulai dari remaja sampai ibu-ibu. Penting punya support system ya, supaya ada teman bicara yang gak menghakimi. Juga support system berupa komunitas yang sehobi/seminat. Jadi ada tempat penyaluran diri.

    BalasHapus
  10. hiks, kadang akupun begitu, alih-alih terinspirasi tapi malah jadi insecure

    BalasHapus
  11. Saya sempat di fase ini dan parah sekali insecurenya. Pasalnya di antara sahabat semasa kuliah hanya saya yang fulltime jadi Ibu Rumah Tangga, jadi ya gitu deh lihat pencapaian teman rasanya minder beneran. Setuju dengan tipsnya, saya membahagiakan diri dengan kesibukan yang bermanfaat...menjadi blogger dan aktif di sosial media yang bikin insecure saya lambat laun menurun

    BalasHapus
  12. Aku juga pernah insecure sama ibu lainnya. Memang wanita perasaannya halus banget

    BalasHapus
  13. Dalam posisi Insecure memang kita perlu menghargai diri sendiri, kalau bisa memanjakan diri. Pernah di posisi ini, ketika membandingkan malah justru semakin tertekan.

    BalasHapus
  14. Walau berusaha untuk tidak insecure tapi suka muncul aja perasaan tersebut huhuhu

    BalasHapus
  15. Perbanyak melihat kelebihan diri dan aktivitas. Supaya mengurangi durasi melihat status orang yg menyebabkan insecure. 😁


    BalasHapus
  16. jujur saya juga sering banget merasa insecure sebagai seorang ibu ini. apalagi kalau melihat ibu lain kok sabar dan kreatif banget dalam menemani anaknya sementara saya baru beberapa jam sama anak sudah puyeng menghadapi kelakuan mereka. huhu

    BalasHapus

Posting Komentar