yusriahismail.com

Belajar dari Mihrab Maryam (Review Buku Persalinan Maryam, Melahirkan Keshalihan)

23 komentar


Judul : Persalinan Maryam, Melahirkan Keshalihan

Penulis : Mugi Rahayu

Penerbit : Pradita Utama

Cetakan ke : 2, 2015

ISBN : 978-602-19658-1-8

Sepanjang kehamilan kedua ini, saya batuk-batuk. Sudah mengonsumsi obat batuk khusus ibu hamil sampai tradisonal (jeruk nipis + kecap, jeruk nipis aja, jeruk nipis + madu) tapi tak kunjung mereda. Tahu sendiri kan bagaimana rasanya jadi ibu hamil lalu batuk-batuk. Ketika kehamilan semakin besar maka batuk ini pun terasa semakin mengganggu.

Akhirnya saya mengeluh dengan kondisi. Serba salah. Tidur tak nyaman, badan pegal-pegal, istirahat tak pernah cukup, buang air kecil yang berkali-kali bahkan sampai beser di celana.

Hingga akhirnya buku ini pun tiba. Preloved dari seorang senior. Hari itu saya buka facebook storynya, padahal saya termasuk jarang kepo dengan facebook story orang lain. Masyaallah, seperti sudah berjodoh dengan buku ini.

Halaman demi halaman saya lahap dengan cepat. Pasalnya jarak kelahiran pun semakin dekat dan qadarullah, ketika buku ini tamat, maka batuk saya juga mereda. Awalnya juga tidak ngeuh kalau sudah beberapa hari tidak batuk. Saya sendiri sibuk merenungi perjalanan hidup bunda Maryam dan tentu penerimaannya terhadap kehamilan yang tak disangka. Lalu berkaca pada diri sendiri bahwa Maryam saja yang begitu sholihah diberikan cobaan yang berat. Dan cobaan ringan kayak gini, sampai kapan mau mengeluh? tanyaku pada diri sendiri.

Bukan berarti tak boleh mengeluh, karena Maryam pun mengeluh. tapi tak perlu terlalu larut dengan keluhan apalagi sampai membuat diri kufur nikmat. Kondisi hamil dan melahirkan tak dialami semua perempuan. Inilah kondisi istimewa yang diberikan oleh Allah dan seharusnya membuat kita semakin taat pada-Nya.

Maryam binti Imran, Gadis Suci dalam Mihrab

Cobaan orang shalih itu memang tak pernah main-main. Ujian datang untuk membuktikan bahwa dia memang orang pilihan. Termasuk juga keluarga Imran a.s. Salah satu keluarga yang kisahnya diabadikan dalam Al-Quran.

Sudah lama Imran a.s dan istrinya berharap akan keturunan yang shalih shalihah. Namun, harapannya itu tak kunjung terkabul hingga usia mereka telah senja. Mereka sadar bahwa memiliki keturunan adalah hak preoregatif Allah SWT, maka mereka semakin mendekat pada Sang Rabbul Izzati.

Hingga suatu hari, Allah SWT mengabarkan bahwa mereka akan mempunyai seorang anak. Imran a.s dan istrinya tak percaya apalagi usia mereka sudah  tak produktif, namun jika Allah SWT sudah berkehendak, manusia bisa apa?

Dalam keluarga yang shalih lah Maryam a.s lahir. Sayangnya, Imran a.s wafat ketika ia akan dilahirkan. Dan dalam kondisi itu, istri Imran a.s bernadzar bahwa anaknya akan menjadi penjaga Baitul Maqdis. Maryam kecil pun dititipkan ke pamannya, Zakaria a.s., dan tak pernah sekalipun Maryam a.s terlihat keluar dari mihrabnya hingga kehamilan itu tiba.

Dulu, ketika belum dikaruniai hamil, saya sangat tetarik dengan kisah mihrab ini. Mihrab semacam tempat khusus untuk beribadah. Kata ust Adi Hidayat, selayaknya kita punya mihrab di dalam rumah. Jika belum bisa buat ruangan, maka seukuran sajadah saja. Tempat ini tak digunakan untuk keperluan lain selain beribadah. Dan di mihrab inilah sebutkan semua hajat kita.

Akrab dengan Sabar, Bermesraan dalam Shalat

Beruntungnya sebagai muslim karena ada janji Allah SWT yang tak pernah ingkar. Hamil, melahirkan dan menyusui memang masa terberat dan penuh adaptasi bagi ibu dan anak. Namun, sehebat apapun cobaan yang diberikan, Allah selalu menjanjikan shalat dan sabar sebagai penolong.

Sabar bukan berarti pasrah dan tak melakukan sesuatu pun. Tapi, bersungguh-sungguh mengupayakan yang terbaik dalam setiap perkara. Sabar adalah inti dari akhlak mulia. Sungguh-sungguh dan memberi yang terbaik, dua kekuatan yang menjadikan diri menjadi ‘ada’.

Allah SWT memberi lima waktu terbaik untuk kita bercengkrama dengan-Nya. Lima waktu tersebut merupakan waktu relaksasi terbaik bagi tubuh dan pikiran. Dan, shalat yang ditegakkan akan membantu fisik ibu hamil. Gerakan shalat membantu mengatasi berbagai keluhan fisik dan psikis ibu.

Shalat yang khusyu akan menghasilkan kesabaran dan kesabaran yang teruji akan menghasilkan shalat yang diterima oleh Allah SWT.

Wahnan Ala Wahnin

Semakin besar kehamilan biasanya semakin banyak juga ketidaknyamanan dalam diri. Mulai dari perubahan hormon yang cukup drastis, punggung yang semakin pegal, suka kepanasan, kaki bangkak, mual yang tak kunjung berhenti dan lain sebagainya.

Allah memang menjanjikan ini, tapi bukan untuk mengeluh. Seluruh rasa sakit dan ketaknyamanan itu justru sebagai penguat di kala persalinan, utamanya pengasuhan. Rasa ini akan terekam dalam memori ibu agar bertambah rasa sayangnya pada sang anak.

Yang lebih penting adalah keseluruhan rasa ini membuatnya luluh dihadapan Sang Rabb. Menjadikan Allah sebagai satu-satunya penolong dan penguat. MasyaAllah kesakitan yang indah.

Sungguh, membaca buku ini membutku kembali introspeksi, terutama hubungan dengan Allah SWT.

Belajar dari Mihrab Maryam

Banyak pelajaran penting yang diambil dari kisah Maryam. Ya, gak mungkin juga diabadikan dalam Al-Quran jika tak ada hikmah yang terpetik.

  • Ibu adalah seorang pembelajar sejati

Saya suka kata-kata ini bahwa keseluruhan proses di dalam rahim, tak ubahnya pembelajaran bagi janin. Karena seorang ibu adalah tempat pembelajaran maka ia pun seorang pembelajar. Ya, sepanjang hidup ibu adalah belajar yang tak berkesudahan. Mulai dari kehamilan hingga nanti mengasuh anak-anaknya termasuk nanti menjadi seorang nenek.

  • Menjadi semakin taat

Proses kehamilan, persalinan, menyusui hingga mengasuh anak juga perlu untuk menjaga keterhubungan dengan Allah SWT. Keistimewa itu sudah diberikan olegh Allah, maka wajib bagi kita untuk selalu melibatkan Allah SWT dalam setiap prosesnya.

Ketika mengetahui bahwa kepala janin masih dibawah maka saya terkesiap dengan kata-kata ini. kerjakan bagianmu dan Allah akan mengerjakan urursanNya. Urusan kita adalah bagaimana cara menjadi hambaNya yang baik.

  • Bersungguh-sungguh dalam doa

Belajar dari Maryam. Persiapan persalinannya adalah persiapan tubuhnya untuk dapat membawa janin tumbuh baik. Dan juga persiapan jiwanya agar tetap tenang dan sabar menghadapi setiap ujian. Jiwa yang bercahaya akan mendapatkan jawabannya lewat perbuatandan perkataan yangbaik dan lemah lembut. Jiwa-jiwa ini juga akan memanjatkan doa di setiap hela nafasnya.

Persembahan doa adalah tanda ketundukan bahwa manusia berada dalam hukumNya. Hukum yang diciptakan untuk keselamatan manusia. Sampaikan doa secara langsung. Kata-kata khas manusia, yang menguraikan isi hati.

  • Merenungi Setiap Hikmah

Kisah persalinan Maryam yangdimuat dalam Al-Quran menunjukkan bahwa Allah SWT punya perhatian yang besar terhadap persalinan seorang ibu. Ini bukan sekedar peristiwa biasa. Bahkan peristiwa ini setara dengan seorang jenderal yang berangkat perang. Dan dianugerahi Syahid bila kematian menjemput saat prosesnya. Masyaallah.

Hikmah pertama adalah tentang tauhid. Proses kehamilan dan persalinan akan menuntun perempuan pada kesadaran sebagai seorang hamba yang membutuhkan tuntunan dan uluran tanganNya.

  • Menyiapkan agen Keshalihan

Kelahiran seorang manusia memang menjadi jembatan terbentuknya peradaban. Dan mempersiapkannya tentu menjadi perjuangan tersendiri agar keshalihahn terus menetap dalam diri anak hingga di akhir hayatnya.

Tekadkan diri untuk menjadikan anak-anak itu sebagai agen keshalihan. Anak-anak yangsholih akan menjaga kehormatan orangtuanya di dunia dan akhirat. Anak-anak yang mendoakan orangtuanya adalah anak yang selalu dinanti. Dan yang paling penting adalah dimanapu anak ini berada maka selalu tertebar kebaikan.

Ibu adalah altruis

Ketika pangkat ini tersemat dalam dirinya maka ibu akan siap memberi semua tanpa pernah memikirkan dirinya. Belajar dari kisah persalinan Maryam adalah tentang menjadi hamba Allah yang bersungguh-sungguh. Maka, persiapkan dirimu wahai calon ibu.

Masyallah, bagi saya, buku setebal 143 halaman ini adalah obat ditengah kehamilan yang hampir membuat lupa diri. Bidan Mugi Rahayu, sang penulis, betul-betul tahu bahwa kehamilan dan persalinan itu tak mudah. Beliau pastilah banyak mendengar keluhan dari berbagai pasien. Maka beliau mengangkat kisah Masyam a.s agar para ibu hamil selalu merasa tak lepas dari kasih sayang Allah SWT. 

Tak hanya sang ibu, beliau sebagai pendamping persalinan pun banyak belajar bahwa semua yang terjadi tak lepas dari campur tangan Allah SWT. Maka melibatkan Allah SWT dalam proses ini adalah suatu keharusan.

anyway, selamat membaca 

Yusriah Ismail
A Lifestyle Blogger, Read Aloud Certified and Parenthing Enthusiast

Related Posts

23 komentar

  1. Membaca tulisan mba kali ini membuat saya teringat saat melahirkan anak ketiga saya dan qodarullah juga bernama Maryam. buku ini benar-benar membuat saya yang awalnya takut melahirkan jadi lebih semangat. Apalagi anjuran mengkonsumsi kurma, benar-benar luar biasa. Pembukaan yang sangat cepat dan benar-benar luar biasa. Masya Allah

    BalasHapus
    Balasan
    1. masyaallah bener mba, sy sampai beli kurma medjol yg katanya lebih ampuh hehe

      Hapus
  2. Saat mau melahirkan anakku yang kedua yang namanya juga Maryam, buku ini sedang ramai dibahas dan ada seminarnya juga. Tapi saat itu belum berkesempatan membaca buku ini

    BalasHapus
  3. Masya Allah, perjalanan kehamilan hingga persalinan memang merupakan perjalanan spiritual tersendiri bagi seorang ibu dan calon ibu. Dan semua cerita itu tertuang indah dalam buku karya bu Mugi Rahayu, pelopor persalinan maryam. Membaca ini jadi semakin diingatkan untuk perbanyak rasa syukur karena sepanjang kehamilan dan kelahiran dua buah hati saya, Allah berikan kemudahan dalam prosesnya. Terima kasih telah memberi wawasan baru dalam ulasan ini mba Yusriah 😊🙏

    BalasHapus
  4. Terima kasih kak ulasan bukunya.. Benar-benar menambah kesadaran fitrah sebagai wanita dan menambah kesiapan menghadapinya nanti 😍

    BalasHapus
  5. bertambah bersyukur tercipta sebagai perempuan dan seorang ibu. pengornbanannya ketika melahirkan, jadi pahala jihad baginya.

    BalasHapus
  6. MasyaAllah, tulisan yang indah dan menyentuh. Terima kasih sudah berbagi kisah ini, Mbak. Blog walking saya kali ini dihiasi dengan tetesan air mata haru. Semoga persalinan Mbak Yusriah lancar dan dimudahkan oleh Allah.
    Aamiin. 😊

    BalasHapus
  7. Masya Allah.. tulisannya membuat hati tersentuh.. trims mbak..

    BalasHapus
  8. Lebih banyak kantung sabar terbuka setelah membaca ini. Sebegitu luasnya makna ibu.

    BalasHapus
  9. Masya Allah, aku bacanya jadi ikut adem membayangkan diri ini nanti kalau sudah hamil dan menjadi ibu bagaimana. Aku penasaran sama bukunya mba

    BalasHapus
  10. Penasaran sama bukunya, kisah maryam telah membuka banyak mata perempuan muslimah di seluruh dunia akan keshalehannya.

    BalasHapus
  11. Masha Allah, sungguh menyentuh dan sebgai pengingat diri ya mbak 😍

    BalasHapus
  12. Makasih reviewnya...saya mau nyari ah bukunya.

    BalasHapus
  13. masya Allah mba baca ini langsung meleleh hati, saya baru melahirkan dan ingat rasanya gimana saat hamil sambil mengurus dua balita. masyaa Allah perempuan itu hebat, perempuan itu kuat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. masyaallah.. mba luar biasa, hamil, menyusui dan semangat ngeblog 😍

      Hapus
  14. Masyaalloh... Jadi pengingat diri. Mengingat kembali masa-masa 2x keguguran dan 3x melahirkan

    BalasHapus
  15. MaasyaAllah... jadi pengen ikut baca bukunya juga... pas banget pulak dengan kondisi skarang

    BalasHapus
  16. Masyaallah tabarakallah. Saya jadi teringat pada masa hamil dan melahirkan dua anak saya. Alhamdulilah diberi kesempatan untuk merasakan anugrah besar itu, meskipun jalannya tidak mudah.

    BalasHapus

Posting Komentar