yusriahismail.com

Resolusi Pola Asuh Mulai Dari End In Mind

Sobat yusri, bagaimana refleksi pola asuh 2023? Sudah komunikasi dengan pasangan dan siap untuk resolusi pola asuh 2024?

Mengasuh anak ibarat membangun sebuah bangunan. Jika ingin memiliki bangunan yang kuat, kokoh, serta terlihat indah pastinya membutuhkan perencanaan yang baik. Maka mengasuh anak juga perlu persiapan dan rencana dengan harapan anak akan menjadi sosok dewasa yang mandiri, bertanggungjawab dan pastinya taat beragama.

Tapi, resolusi kali ini bukan sembarang resolusi. Disini saya ingin mengajak sobat yusri dengan begin with the end in mind atau memulai sesuatu dari bagian akhir. Masih bingung kenapa harus bermula dari akhir? Yuk ikuti terus tulisan ini ya. Jika perlu, siapkan alat tulis untuk langsung mencatat hal-hal yang harus dilakukan.

Apa Itu Begin With The End In Mind?

end in mind
End in mind sendiri adalah istilah yang diperkenalkan oleh Stephen R. Covey didalam bukunya 7 habits of highly productive people. Ini adalah habits kedua dari tujuh habits yang dilandasi oleh paradigma bahwa sesuatu diciptakan dua kali yaitu alam mimpi dan alam nyata.

Artinya end in mind bertujuan agar kita memiliki kemampuan untuk melihat jauh kedepan (envision) dan melampaui apa yang terjadi saat ini. Untuk itu kita perlu sadar dalam memvisualisasi diri bahwa siapa diri kita dan apa yang kita inginkan dalam hidup ini.

Jika dihubungkan dengan pola asuh maka sobat yusri perlu memikirkan apa harapan kita terhadap anak di masa depan? Apa kita mau menjadikan anak sebagai anak mandiri dan bertanggungjawab? Apa kita juga ingin menjadikan anak sebagai orang yang bermanfaat dengan menjadi ilmuwan, ustadz atau apapun itu?

Mengapa Perlu End In Mind?


Ada beberapa hal yang bisa sobat yusri dapatkan jika melakukan resolusi pola asuh dengan end in mind.

1. Jelas Melangkah


Melakukan end in mind dalam pola asuh membuat orangtua lebih mudah dalam merencanakan hal-hal apa saja yang perlu dilakukan. Perencanaan pun bisa dibuat secara sistematis dan bertahap. Tentu saja orangtua perlu memperhatikan tumbuh kembang anak dalam merencanakan tahapan pola asuh.

Misalnya, salah satu end in mind yang ingin kita lakukan adalah menghasilkan anak mandiri. Maka belajar kemandirian dilakukan secara bertahap sesuai tumbuh kembangnya.

Kemandirian sendiri mulai muncul dimana anak berusia 2 tahun. Anak menganggap dirinya sudah besar dan ingin seperti orang dewasa dalam melakukan suatu hal. Contohnya ingin ikut mencuci piringnya sendiri. minum dengan gelas kaca atau ikut memasak dan lain sebagainya.

Disinilah perlu pendampingan orangtua dengan mengajak bersama mencuci piring tanpa disertai emosi neatif atau omelan orangtua. Hal ini akan membantu anak dalam menumbuhkan kemandiriannya secara alamiah.

2. Efisien Dalam Mengatur Dan Menentukan Rute Dalam Mencapai Tujuan


Salah satu keutamaan dalam menetapkan end in mind adalah langkah-langkah yang akan dilakukan sudah pasti sehingga meminimalisir hal-hal tidak perlu. Ini secara langsung akan membuat orangtua fokus dan berjalan sesuai stepnya.

Keefisienan dalam mengatur pola asuh secara tidak langsung berpengaruh pada kesesuaian budaya dan aturan dalam keluarga masing-masing. Juga berpengaruh pada anggaran masa depan anak.

3. Memberikan Arti Hidup dan Kepuasan Diri


Menetapkan end in mind akan membantu orangtua menentukan pola asuh yang sesuai dengan value masing-masing keluarga. Tidak mudah ikut-ikutan hanya karena menganggap value keluarga lain lebih baik. Kadang rumput tetangga memang kelihatan lebih hijau bukan?

Melakukan pola asuh sesuai value keluarga akan membuat orangtua lebih memahami kekuatan dan memahami kondisi tiap personal dalam keluarga. Hal ini akan berdampak pada adanya kepuasan pada orangtua.

Langkah-langkah Menetapkan End In Mind


Sobat yusri, jika sudah semakin yakin membuat resolusi pola asuh dengan end in mind maka selanjutnya perlu mengetahui langkah apa saja yang perlu dilakukan kedepannya.

1. Pikirkan Dan Visualisasikan


Kita mau dikenang sebagai orangtua yang bagaimana oleh anak?

Ini adalah pertanyaan dasar yang perlu kita tanyakan sampai ke dasar nurani. Kelak kita sudah tiada, anak akan mengenang kita sebagai orangtua yang seperti apa?

Orangtua pemarahkah? Orangtua Otoriterkah? Orangtua bijaksanakah? Atau orangtua yang tidak peduli dengan apapun yang dilakukan anak.

Jujur saja, memikirkan ini kerap membuat saya merinding sebab kadang ada saja khilaf dalam menemani anak sehari-hari. Entah dalam tidak memenuhi kebutuhan anak atau kurang fokus dalam menemani anak.

Nah, makanya yuk semoga resolusi kali ini membantu para orangtua yang ingin mengubah pola asuhnya.

2. Menetapkan Personal Mission Statement


Personal mission statement mengingatkan saya tentang mimpi-mimpi yang ditulis sebanyak mungkin lalu ditempel didinding meja belajar. Setiap satu mimpi yang tercapai akan dicoret. semakin banyak coretan maka saya akan tersenyum bangga.

Menetapkan personal mission statement tidak jauh berbeda dalam menuliskan mimpi-mimpi. Menuliskan personal mission statement dimulai pada satu atau dua kalimat pernyataan yang menetapkan tujuan unik kita.

Tenderly Love, Nurture, and Instruct Our Children.

Penyataan ini akan menguatkan orangtua ketika ditengah jalan tiba-tiba ada sesuatu hal yang membuat pola pengasuhannya tidak sesuai.

3. Rinci Dengan SMART Method


Ada yang pernah dengar SMART Method? SMART sendiri adalah kepanjangan dari Spesific, Measureable, Achieveble, Relevant dan Time bounce goals. SMART metode ini membantu kita dalam menetapkan prioritas dalam rencana pola asuh.

Spesific mengarah pada tujuan yang jelas dan spesifik. Measurable terkait pada tujuan yang dapat diukur. Achieveble terkait pada tujuan yang realistis. Relevant yaitu Tujuan pola sesuai dengan personal mission statement yang sudah dilakukan. Serta time bound goals yaitu tenggat waktu yang jelas agar tahu kapan dimulai dan kapan mengakhiri tujuan.

Bagaimana sobat yusri, masih bingung atau siap melakukan resolusi pola asuh 2024? Yuk sama-sama belajar jadi orangtua yang dirindukan anak dan diridhoi Allah.









Yusriah Ismail
A Lifestyle Blogger, Read Aloud Certified and Parenthing Enthusiast

Related Posts

Posting Komentar