yusriahismail.com

Kete Kesu', Makam Kuno Dan Museum Hidup Dari Tana Toraja

5 komentar
"Tanpa memori, tidak ada budaya. Tanpa ingatan, tidak akan ada peradaban, tidak ada masyarakat, tidak ada masa depan" - Elie Wiesel

sejarah kete kesu
Ada yang berani uji nyali di gua Londa (gua tengkorak) ini? 

Saya bersyukur lahir di negara yang budayanya sangat beragam dan khas. Keberagaman yang sangat banyak itu membuat tiap wilayah menjadi unik.

Salah satunya adalah Kete Kesu yang ada di Tana Toraja. Jujur, saya memang pertama kali menginjakkan kaki kesana. Dan, inilah pengalaman yang tak mudah dilupakan.

Ah, kesan pertama memang sungguh menggoda bukan?

Sejarah Kete Kesu'


Sudah saya ceritakan di postingan lalu bahwa perjalanan menuju Tana Toraja memang tidak mudah. Apalagi membawa duo balita dengan perjalanan yang berkelok-kelok.

Hampir sepanjang perjalanan, kakak (anak pertama kami) mengeluh sakit perut. Antara ingin buang air besar atau mual beneran.

Esok pagi, kelelahan itu terbayar dengan pemandangan indah dan menakjubkan di Kete Kesu'. Desa ini adalah desa tertua yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu.

Awalnya hanya bernama Kesu' dan di abad ke-16 baru berubah menjadi Kete Kesu', tepatnya tahun 1683. Kete sendiri berarti petik atau pegangan sementara Kesu' berasal dari Kaesungan yang berarti tahta, kedudukan atau singgasana.

Secara umum, Kete Kesu' dapat diartikan sebagai pemegang kekuasaan.

Daya Tarik Dan Keunikan Kete Kesu'

Tongkonan Tertua

lokasi kete kesu
Rumah adat tradisional Tana Toraja yang legend

Desa tradisional ini identik dengan pemegang kekuasaan bisa jadi karena adanya tongkonan tertua yang terletak ketiga dari timur.

Masyarakat percaya bahwa tongkonan Kesu' yang paling tua ini di bawa oleh Puang Ri Kesu' dari langit. Puang Ri Kesu' adalah legenda yang menjadi penghuni pertama Kete Kesu' sekaligus nenek moyang orang Toraja. Sejarah Kete Kesu' memang unik dan khas ya.

By the way, tongkonan adalah rumah adat orang-orang Toraja yang bentuknya unik dan khas. Biasanya digunakan sebagai tempat musyawarah, mengelola, menetapkan dan melaksanakan adat-adat yang sudah ditetapkan. Baik itu adat baik maupun pamali sebagai aturan hidup dan bermasyarakat di Kete Kesu'.

Rumah adat tradisional ini terdiri atas tumpukan kayu dan dihiasi ukiran yang berwarna hitam, merah dan kuning. Jika diperhatikan dengan seksama, atapnya seperti perahu terbalik.

Rumah adat ini cukup unik sebab memiliki kasta juga. Kastanya bisa dilihat melalui jumlah tiang atau kolom yang berjajar selebar tongkonan.

Tongkonan yang ada di Kesu' berjumlah 7 kolom sementara umumnya tongkonan di Toraja hanya memiliki 5 kolom atau tiang.

Uniknya lagi, ada puluhan tanduk kerbau yang digantung di depan tongkonan. Kerbau adalah hewan yang sangat diistimewakan di Toraja. Bahkan, upacara pemakaman atau nikah biasanya menyembelih kerbau.

Berkali-kali kakak menanyakan tanduk kerbau yang menempel di depan tongkonan. Mungkin dia heran mengapa bagian tubuh binatang tersebut harus digantung di rumah.  

Pada dinding sebelah luar juga terdapat tulang rahang kerbau sebagai penanda berapa kerbau yang di korbankan saat menggelar upacara kematian. Menurut kepercayaan di Tana Toraja, arwah kerbau ini akan menjadi kendaraan para arwah menuju puya atau disebut surga dalam kepercayaan mereka.

Tongkonan yang ada di Kete Kesu' berjumlah 6 buah dan saling berhadapan. Cantik banget kalau bisa foto diantaranya dan objek orangnya hanya diri kita.

Sayangnya, siang itu, desa Kete Kesu' sedang padat-padatnya. Tana Toraja memang jadi destinasi wisata yang sering dikunjungi di hari libur sekolah.

Lumbung

Selain tongkonan, ada Alangsura yang berjejer rapi. Sebanyak 12 alangsura atau lumbung yang bentuknya hampir mirip tongkonan namun bentuknya lebih kecil dan hanya memiliki ruangan kecil.

Alangsura digunakan tak hanya sebagai tempat menyimpan padi tapi juga menerima tamu dan menginap dalam kondisi tertentu. Padi memang punya legenda sendiri di Tana Toraja. Menurut kepercayaannya, padi memiliki roh atau dipelihara oleh dewi padi.

Tempat Upacara Pemakaman (Rante)


Buah menhir atau disebut juga dengan simbuang adalah penanda pengunjung memasuki rante atau tempat pembantaian kerbau. Ya, disini ada tempat khususnya lho, apalagi kematian memang di upacarakan.

Menhir atau simbuang batu hanya diadakan bilang yang meninggal adalah orang penting. Ada sekitar 15 menhir yang terletak di dalam rante arah utara. Ukurannya bisa berbeda sesuai dengan gender orang yang meninggal.

Museum


Salah satu tongkonan yang ada di Kete' Kesu' sudah dijadikan museum. Benda-benda bersejarah seperti parang, keris, keramik dari Cina, kain dari India, patung dan lainnya disimpan di dalam museum.

Benda-benda tak bernilai ini berusia puluhan bahkan ratusan tahun.   

Upacara Adat


Upacara adat biasanya hal yang ditunggu-tunggu jika datang ke Kete' Kesu. Disana pengunjung bisa melihat kebudayaan unik dan sakral yang dilakukan masyarakat Tana Toraja.

Ada upacara adat kematian atau disebut Rambu Solo'. Ini adalah perayaan yang wajib dilakukan oleh keluarga terdekat orang yang sudah meninggal sebagai pengantar si orang mati menuju to'kalua (Tuhan).

Ada juga upacara kegembiraan atau Rambu Tuka' yang dilakukan jika mensyukuri sesuatu misalnya pernikahan, kelahiran, keberhasilan panen dan lain-lain.

Jika Rambu Solo' mempersembahkan kerbau, maka Rambu Tuka dengan kapur sirih, ayam atau babi. Upacaranya biasanya didahului dengan persembahan sesajin yang disimpan di persimpangan jalan, batas kampung, pohon keramat, dan lain-lain.

Gua Londa

gua tengkorak toraja
Tengkorak yang awet di makam kuno Kete Kesu'

Biasanya Tana Toraja identik dengan tengkorak-tengkorak yang berjajar di tebing dan puncaknya ada gua Londa. Ini adalah makam kuno khas Toraja yang sedikit bikin merinding.

Ceritanya, setelah menitip anak, saya dan beberapa teman naik ke tangga menuju puncak. Tangganya lumayan banyak juga. Bikin ngos-ngosan sampai di atas.

Didepan tebing batu yang berada di celah-celahnya berjajar erong (peti mati). Orang penting yang memiliki strata sosial tinggi biasanya erong-nya lebih tinggi. 

Sesampai di mulut gua, kami diajak masuk oleh teman. Dan, seketika orang yang berada disana memperingatkan agar masuk dengan diantar perantara.

Tapi, berdiri di mulut gua memang sudah bikin merinding sih. Mungkin suhu di dalam gua juga memang dingin dan terasa sampai ke luar. Akhirnya, kami tak berani masuk.

Menurut cerita, didalam gua Londa, berserakan tulang belulang dan tengkorak. Masuk kedalam kuburan Kete Kesu yang khas ini memang kudu penuh nyali. Siapa berani?

Suvenir Khas

kete kesu
Miniatur tongkonan

Berbagai suvenir khas dapat ditemui di sepanjang Kete Kesu. Mulai dari gerbang masuk hingga menuju tongkonan. Ada topi, tas, baju-baju yang dihiasi ukiran khas dan beraneka gantungan kunci yang harnya 20 ribu per 10 biji.

Harga Tiket


Untuk seluruh objek wisata yang penuh budaya ini harganya cukup murah. Cukup bayar 15 ribu untuk wisatawan domestik. Turis asing sepertinya ada harga sendiri.

Lokasi Kete Kesu'


Jika berangkat dari Makassar maka bisa melakukan perjalanan darat melalui bus menuju ibu kota Toraja yaitu Rantepao. Perjalanannya lumayan yaitu sekitar 8 jam. Namun kami banyak singgahnya sehingga perjalanan memakan waktu hingga 12-14 jam.

Perjalanan ke Kete Kesu' adalah perjalanan terakhir kami pada trip to Bulukumba yang dimulai dari akhir tahun 2022 sampai awal tahun 2023. Dan, jika ditanya apa ingin kesana lagi?

Oh, tentu saja. Selain tongkonan tertua juga kuburan Kete Kesu', masih ada wisata Tana Toraja lainnya yang belum kami kunjungi. Bisa banget direncanakan untuk travelling keluarga berikutnya, sekaligus mengenalkan anak pada sejarah Kete Kesu' yang unik. 

Yuk, jalan-jalan lagi sekeluarga.



Yusriah Ismail
A Lifestyle Blogger, Read Aloud Certified and Parenthing Enthusiast

Related Posts

5 komentar

  1. Asyiikkk ya kalo jalan2 bareng kluarga atau sahabat.
    Jadinya apabila kita menuju destinasi semacam ini, jd makin paham klo Indonesia budayanya kayaaa bgt

    BalasHapus
    Balasan
    1. alhamdulillah seru banget mbaa.. meski kalo sekecil ini belum tentu paham hehe, nanti kalo sudah agak gede pengen bawa lagi.. aamiin

      Hapus
  2. Keren sekali, kak..
    Perjalanan ke Kete Kesu yang ada di Tana Toraja. Budaya dan adat istiadatnya masih sangat dijaga dan generasi sekarang tetap harus menghormati leluhur mereka.

    BalasHapus
    Balasan
    1. bersyukur sekali ya kak masih ada yang beginian,,, apalagi dekat rumah 🐱

      Hapus
  3. Ternyata banyak ya destinasi budaya seperti ini. Kita jadi makin kenal dengan adat tradisional yang tadinya cuma bisa dibaca atau ditonton. Berkunjung ke sana tentu sensasinya beda, ya.

    BalasHapus

Posting Komentar