yusriahismail.com

Resensi Film Emak Ingin Naik Haji, Yuk Simak

Sob, ada yang ingat tanggal 29 Juni bertepatan dengan hari apa?

Yap, 29 Juni adalah hari keluarga nasional. Kira-kira di hari tersebut, soby mau ngapain nih? Masak bersama, bersih-bersih rumah atau sekedar leyeh-leyeh bareng sambil nonton film?

Nah, saya punya rekomendasi film keluarga yang bagus nih. Tapi, sebelum nonton, baiknya baca dulu resensi film emak ingin naik haji dibawah ini.

resensi film emak ingin naik haji

Dari Novel ke Layar Lebar

Siapa yang tak kenal Asma Nadia? Penulis wanita yang beberapa kali masuk dalam 500 orang berpengaruh di dunia ini adalah penulis novel Emak Ingin Naik Haji. Perempuan yang bernama asli Asmarani Rosalba ini memang terkenal dengan tulisan-tulisannya yang dekat dengan kehidupan nyata.

By the way, soby sudah tahu belum kalau Asma Nadia juga merupakan adik kandung penulis terkenal Helvy Tiana Rosa. Kebetulan, dua-duanya adalah penulis favorit saya. Meski sama-sama menjadi seorang penulis tapi genre keduanya berbeda.

Pengarang novel Emak Ingin Naik Haji tersebut memiliki masa kecil yang cukup pahit. Ketika kecil mereka tinggal di sebuah rumah kumuh dekat rel kereta api. 

Namun, meski begitu, semangat belajar dan membacanya selalu menyala. Apalagi aktivitas ini didukung oleh kedua orangtuanya. Tak jarang, mereka dibelikan majalah ataupun buku bekas. Salut ya sob, kalau ada orangtua yang betul-betul gigih memperjuangkan masa depan anak-anaknya.

Kehidupan yang seperti inilah sehingga membuat seorang Asma Nadia mampu nembuat karya yang menyentuh. Dan, cerita yang dekat dengan kehidupan nyata inilah yang membuat produser film tertarik untuk menjadikan nove-novelnya diangkat ke layar lebar. Salah satunya ya Emak Ingin Naik Haji sob. 

Novelnya diterbitkan tahun 2009 dengan jumlah halaman sebanyak 224 halaman. Gaya kepenulisan Asma Nadia sendiri terbilang khas. Beliau seorang pencerita yang baik. Ringan namun banyak menyelipkan petuah bijak. Utamanya soal kehidupan.

Melukis Mimpi Emak

Anak mana yang tak mau membahgiakan orangtuanya? Terutama ibu sebagai pemilik pintu syurga di bawah kaki. Perempuan yang sepenuh hati mengandung kemudian membesarkan kita memang layak ganjaran sebesar-besarnya.

Begitu pula yang dirasakan oleh Zainal atau akrab dipanggil Zein. Karakter yang diperankan oleh Reza Rahadian ini diceritakan sebagai seorang pelukis. Dan, berkat jemarinya pula, ka'bah seukuran A1 dilukisnya dengan penuh seksama dan cinta.

Semua demi mimpi emak. Lukisan itupun tak mau dijual Zein. Bahkan digantung didinding rumah mereka yang kumuh. Kontras sebab lukisan itu terlihat 'mewah'. Tapi, buat emak, apa sih yang tidak?

Namun, mimpi hanyalah mimpi. Uang emak yang dikumpulka untuk berangkat haji diambil oleh mantan istri Zein sebab anaknya sakit. Emak pun sedih tiada tara hingga mengaji sampai suara parau. 

Hati anak mana yang tega? Zein kalap mata. Mencuri adalah satu-satunya ide yang dia pikir bisa menjadi solusi cepat.

Tiga Kehidupan dalam Satu Frame

Film Emak Ingin Naik Haji tak hanya menceritakan kehidupan Emak dan Zein tapi ada dua tokoh lainnya yang kontras dengan kehidupan mereka. Jika Emak dan Zein digambarkan sebagai karakter penuh perjuangan dalam kehidupan, sementara dua tokoh lainnya seolah-olah mengejek realitas hidup.

Tokoh Haji Saun memperlihatkan seseorang yang sudah beberapa kali umroh dan haji sedangkan Pak Joko adalah politisi yang berambisi naik haji karena mengejar gelar.

Tapi, kehidupan memang begitu ya. Biasanya realitas menampilkan sesuatu yang lebih mengenaskan lagi.

Nah, apakah akhirnya Emak bisa naik haji? Hehe, jangan di spill deh. Meski ini film lama, tapi masih sangat layak untuk ditonton bersama keluarga.

Resensi Film Emak Ingin Naik Haji

Banyak yang menilai bahwa film ini memang masuk dalam kategori ringan. Apalagi menampilkan realita yang tak jauh dari kehidupan sebenarnya.

Salut dengan Emak yang begitu baik melakoni perannya. Yap, Aty Cancer memang cocok sekali jika mendapat peran seperti ini. Apalagi didukung Didi Petet 'Haji Saun' yang memang piawai membawakan peran apa saja.

Namun, Reza Rahadian terlihat belum matang menggambarkan Zein. Wajar sih, aktor termahal Indonesia ini terbilang masih menjajaki karirnya saat itu.

Beberapa adegan terlihat janggal dan belum selesai namun sudah lompat ke adegan selanjutnya. Ini membuat cerita kurang bisa dinikmati.

Emak Ingin Naik Haji, Sebuah Realitas Keluarga Masa Kini?

Salah satu dari kita bisa saja adalah emak. Seseorang yang memiliki impian sebelum mati. Sayangnya, impian itu terlihat sulit digapai karena keadaan.

Atau bisa jadi kita juga adalah Zein? Selalu ingin terlihat membahagiakan keluarga. Namun, jika tidak hati-hati, bisa tergelincir. 

Emak dan Zein memang salah satu potret keluarga masa kini. Hidupnya jauh dari kecukupan namun ikhlas dan qonaah menjalankannya. Jauh dari kemewahan namun dekat dengan Tuhan.

Seorang nenek di Lamongan adalah satunya. Setiap hari beliau menabung mimpi. Meski pekerjaannya setiap hari adalah pemulung, namun sedikit demi sedikit ditabungnya uang berangkat haji. 

Impiannya tercapai 25 tahun kemudian dan 2019 kemarin beliau sudah berangkat di usia 75 tahun. Masyaallah, Allahuakbar.

Tak ada mimpi yang terlalu tinggi untuk dicapai, yang ada hanyalah niat yang terlalu rendah untuk melangkah ~ Bong Candra

Gimana sob, apakah resensi film Emak Ingin Naik Haji buat kamu penasaran?





Yusriah Ismail
A Lifestyle Blogger, Read Aloud Certified and Parenthing Enthusiast

Related Posts

1 komentar

  1. Saya sudah nonton filmnya, kalau novelnya belum baca. AKting Reza Rahardian bagus banget di filmnya, berpadu dengan emak, jadi klop banget deh

    BalasHapus

Posting Komentar